Pasalnya, pintu gerbang yang merupkan salah satu akses masuk ke sekolahnya kini di gembok oleh ahli waris yang mengklaim jika jalan yang mengarah kesekolah sebagian masih milik ahli waris.

"Sudah dua minggu ini, kita kesulitan jalan gara-gara gerbang sekolah anak saya di gembok," kata Marni (30), orang tua siswa yang pagi itu mengantar anaknya, Kamis (04/12).

Sementara Ntin Rohatin, Kepala sekolah SDN Jurang Mangu Barat 03 menjelaskan, adanya aksi penggembokan terhadap gerbang sekolahnya, sebelumnya sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kota Tangsel.

"Kita sudah informasikan masalah ini ke dinas pendidikan," ucap Ntin di kantornya.

Kata dia, ahli waris yang diketahui bernama Matalih dan Mahpud ini, mematok harga tanah yang kini digunakan sebagai akses jalan ke sekolahnya yang diperkirakan memiliki panjang 100 meter ini sebesar Rp, 5 juta.

"Yang saya tahu ahli waris meminta Rp,5 juta permeternya. Lebih dari itu saya ngak tahu lagi, karena tugas saya disini kan hanya sebagai kepala sekolah saja," ungkapnya.

Adanya penggembokan yang kini dilakukan dipintu gerbang sekolahnya, Ntin berharap pemerintah secepatnya menyelesaikan tuntutan ahli waris.

Sebab, selama ini proses kegiatan belajar mengajar disekolahnya terganggu dengan adanya aksi penggembokan tersebut. Apalagi, dirinya selama ini bekerja selalu menggunakan kendaraan bermotor ke sekolahnya.

"Kalau terganggu sih, iya. Guru-guru disini termasuk saya terpaksa nitip motornya dikelurahan. Belum lagi orang tua murid, mereka jadi prihatin dengan situasi seperti ini," pungkas Ntin.

Pantauan dilokasi, pagar yang terbuat dari besi setinggi 1,5 meter tersebut, terlihat dipasangi rantai dan gembok serta beberapa batang kayu balok berukuran 5X5 cm.

Selain itu, pada pintu gerbang bagian atas juga terdapat dua buah papan triplek yang bertuliskan " JALAN SD 03 AKAN DI TUTUP KARENA AHLI WARIS MATALIH BELUM TERSELESAIKAN" dan "JALAN SD 03 AKAN DI TUTUP KARENA BELUM TERSELESAIKAN"