Polisi Bongkar Kuburan Korban Bundir
BOGOR- Curiga ada kejanggalan, Unit Reserse Kriminal Polisi Sektor Babakanmadang bersama tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, membongkar makam Rachman Surachman (31),
warga Kampung Banceuy, RT 03/01, Desa Babakanmadang, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, yang tewas bunuh diri dengan cara gantung diri di rumahnya.
Kapolsek Babakanmadang Ajun Komisaris Hapi Hanapi, mengatakan, penggalian makam ini dilakukan karena korban di curigai tewas dibunuh bukan bunuh diri. Karena berdasarkan pengakuan ayahnya, saat dibawa ke RSU PMI lidahnya tidak menjulur, bahkan istri korban pun tidak merasa sedih meski ditinggalkan oleh suaminya.
"Itu yang terjadi, sehingga diduga ada kejanggalan dari peristiwa tersebut," ujarnya.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (14/10) sekitar pukul 15:30 wib. Saat Dadang (35), tetangga korban dipanggil oleh anaknya Yerlin (8) untuk datang kerumahnya.
"Anak korban memanggil tetangganya untuk memberitahu jika Ayahnya pingsan," kata dia.
Mendapat informasi tersebut Dadang pun langsung mendatangi rumah korban dan menemukan Rachman sudah dalam kondisi lemah dipangkuan Imdariawati (28), yang merupakan istri korban di dekat dapur rumahnya.
"Dadang (tetangga,red) memberitahu ke orang tua korban M Yusuf untuk secepatnya dibawa ke rumah sakit karena pingsan, namun dalam beberapa saat setelah mendapatkan perawatan medis korban tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia," kata Hepi.
Tanpa menaruh curiga anaknya bunuh diri, ayah korban pun bersama warga akhirnya memakamkan jenazah korban di TPU Banceuy yang saat itu bertepatan dengan malam takbiran Idul Adha.
Namun kata dia, dua hari setelah dikuburkan, ayah korban menaruh curiga dengan gelagat Imdriawati istri almarhum yang tidak tampak sedih sama sekali ditinggal suaminya.
"Tidak ada perasaan sedih dan berduka sama sekali dari istri korban saat ditinggal suaminya, malah pulang ke rumah orang tuanya di tajur," terangnya.
Bahkan, akhirnya orang tua korban mendesak istrinya untuk mencari tahu penyebab kematian anaknya itu, dan ternyata diketahui korban sebelum dibawa ke rumah sakit dirinya nekad melakukan gantung diri.
"Ayah korban tidak terima jika anaknya itu dikatakan meninggal karena gantung diri, karena saat itu kondisi lidah korban tidak menjulur saat dibawa ke rumah sakit," kata dia.
Atas dasar kecurigaan tersebut, akhirnya M Yusuf pun langsung melaporkan dugaan pembunuhan yang menimpa anaknya itu pada petugas Polsek Babakan madang.
"Ayah korban datang ke kantor Polsek pada 17 Oktober atau dua hari setelah korban dikuburkan," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polisi Sektor Babakanmadang Inspektur Satu Sonson Sudartono.
Mendapat laporan tersebut, polisi langsung melakukan pemeriksaan dengan meminta keterangan sejumlah saksi, bahkan untuk memastikan adanya unsur kekerasan dan bukti visum korban polisi memutuskan untuk melakukan otopsi.
Dikatakan Hepi Jenazah korban sudah 10 hari dimakamkan, namun untuk kebutuhan otopsi akhirnya, bersama petugas forensik RS Polri membongkar kuburan dan melakukan otopisi.
"Untuk hasilnya baru bisa diketahui dua minggu kemudian," ungkapnya.
Sementara itu Muhtar, 43 tahun, Kepala Dusun I yang membantu dan menyaksikan proses otopsi tersebut mengaku menyerahkan kasus tersebut pada pihak kepolisian.
"Kita sih hanya menyaksikan saja, agar dikemudian hari tidak ada kecurigaan lain," pungkasnya. (rul)