Aher dan Jokowi Bahas Banjir di Katulampa
detaktangsel.com - BOGOR, Keseriusan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk menangani masalah banjir Jakarta membuahkan hasil.
Dari hasil pertemuan rapat koordinasi yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Kementrian PU, Pemprov DKI Jakarta, Pemprov Jawa Barat dan Pemprov Banten di Kantor Bendung Katulampa, Kota Bogor, Senin (20/1) pagi, menghasilkan tiga poin kesepakatan untuk mengatasi penanganan banjir di Ibukota Jakarta.
Tiga poin kesepakatan dan komitmen tersebut yakni akan mempercepat dan membangun dua waduk yang berlokasi di Desa Cipayun dan Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Serta jika sudah mencapai kesepakatan dengan Provinsi Banten akan di buat sodetan yang menghubungkan antara Sungai Ciliwung dan Cisadane.
“Bentuk sodetannya berupa tunel atau terowongan bawah tanah yang tujuannya agar tidak menggangu kegiatan masyarakat diatasnya. Dan untuk pelaksanaannya akan dilakukan pada 2015 mendatang, tahun ini membangun waduk terlebih dahulu,” ujar Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, M Hasan usai melakukan pertemuan, kemarin.
Menurutnya, pertemuan ini dilakukan untuk menuntaskan bencana banjir yang terjadi di Jakarta setiap tahunnya. “Kita harus mempercepat pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan juga memprioritaskan penanganan banjir kepada wilayah-wilayah yang rawan banjir, diantaranya Kampung Pulo dan Kalibata, Jakarta,” ungkapnya.
Pembangunan waduk sendiri, kata dia nantinya untuk di Ciawi dengan luas 107, 3 hektar di Desa Cipayung dan Sukamahi 24,8 hektar di Desa Sukamahi, Kecamatan Megamendung. Untuk tahun ini ini akan dibahas detail enginering desain (DED) di tingkat Kementrian PU serta pembebasan lahan.
“Dulu kita hanya akan bangun satu waduk yang berlokasi di Ciawi, akan tetapi setelah dilakukan pengkajian, akhirnya disepakati untuk displit menjadi dua waduk. Karena jika hanya satu waduk di Ciawi saja itu terlalu besar terhadap daya dukung fondasi tanah dibawahnya dan bebannya terlalu tinggi,” kata dia.
Bahkan dalam penjabaran tiga komitmen terakhir itu pihaknya sepakat untuk membenahi puluhan situ yang ada di daerah penyangga ibukota seperti Bogor, Depok dan Tangerang. “Selama ini pembenahan situ itu adalah kewenangan pusat,” imbuhnya.
Namun, nantinya, semua situ tersebut akan diserahkelolakan ke Pemkab/Pemkot yang ada di daerah penyangga ibukota. “Di Bogor sendiri ada 83 situ. Nantinya serah kelola itu akan diperkuat dengan Permen PU,” imbuh Hasan.
Sementara untuk rencana pembangunan Tunel atau terowongan yang menghubungkan kali Ciliwung ke Cisadane. Desainnya bukan sebatas sodetan tapi akan berbentuk terowongan atau tuneling yang atasnya tidak diganggu dan itu panjangnya 1,2 km. “Dengan adanya tunel ini bisa mengurangi beban air dari sungai Ciliwung dipindahkan ke sungai Cisadane sebanyak 200 meter kubik/detik,” tambahnya.
Namun pihaknya masih menunggu kesanggupan dan kesepakatan dengan Pemkot Tangerang. Karena dalam rapat ini dari pihak Tangerang tidak hadir. Ia mengatakan, awalnya rencana pembangunan Tunel atau terowongan air yang menghubungkan antara Ciliwung dengan Cisadane ini bisa mengaliri jumlah air sebanyak 600 meter kubik/detik, akan tetapi itu masih terlalu besar maka diturunkan menjadi 400 meter kubik/detik dan ternyata masih terlalu besar jika kedua sungai itu berbarengan besar.
“Akirnya kita sepakat membangun Tunel itu dengan kapasitas air hanya sebanyak 200 meterkubik/detik,” terangnya.
Rencananya pembangunan sodetan atau Tunel air tersebut dengan panjang 1.2 kilometer mulai dari Kelurahan Sukasari Kecamatan hingga kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. (rul)