RY dan Diani Siap Dukung Program Pusat
detaktangsel.com- BOGOR, Permasalahan banjir di Ibu Kota tidak akan selesai jika hanya ditangani oleh Pemerintah Provinsi Jakarta saja. Akan tetapi, perlu ada koordinasi dengan pemerintah daerah di sekeliling Jakarta.
Pembangunan waduk dan sodetan disambut baik oleh kedua petinggi di wilayah Bogor yakni Walikota Diani Budiarto dan Bupati Rachmat Yasin. Program ini merupakan bentuk antisipasi guna mencegah terjadinya banjir di wilayah Jakarta.
Namun sebelum rencana tersebut digulirkan, Pemerintah Kota Bogor sebelumnya pernah merencanakan pembangunan sodetan tersebut sekitar 2002 lalu. Sodetan itu untuk mengalihkan sebagian debit air Sungai Ciliwung ke Sungai Cisadane.
Dalam perencanaan, wilayah yang akan dilalui untuk sodetan itu meliputi tiga kelurahan di Kota Bogor, yaitu Kelurahan Sukasari, Rangga Mekar, dan Bondongan. Akan tetapi pada saat akan dibangun, pemrintah Tangerang menolak pembangunan Sodetan itu.
“Saat akan dilaksanakan pembangunan, Tangerang menolak. Karena diasumsikan itu memindahkan banjir dari Jakarta ke Tangerang,” ujar Walikota Bogor Diani Budiarto, seusai pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan di Pos Mercu Bendung Katulampa, Senin (20/1).
Padahal, kata Diani, sodetan itu tidak akan menimbulkan banjir di Tangerang, karena sudah diperhitungkan sebelumnya. “Karena ditolak, ya kita hentikan,” ujarnya.
Menurutnya, sodetan yang akan dibangun berupa terowongan sepanjang 1,2 kilometer, sehingga tidak akan mengganggu aktivitas maupun bangunan yang ada di atas. “Waktu itu dapat anggaran fisik pembangunannya dari pusat, saya engga saya lupa biayanya berapa,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Rahmat Yasin mengatakan, dua waduk yang akan dibangun di wilayah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Untuk waduk di Desa Cipayung, seluas 107, 3 hektare, sedangkan di Desa Sukamahi seluas 24,8 hektar.
Waduk tersebut dibangun sebagai tempat menampung air agar tidak mengalir secara langsung ke Sungai Ciliwung. Anggaran pembangunan dua waduk itu diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp1,9 Triliun.
Namun demikian, kata RY, anggaran tersebut diluar biaya pembebasan lahan. Pemilik lahan yang akan dibebaskan ada sekitar 170 Kepala Keluarga (KK). “Kalau untuk pembebasan lahan, saya menunggu bantuan dari pemprov DKI. Tapi pembebasan lahan itu rencananya akan dimulai dalam waktu dekat ini, sedangkan fisik waduk mulai dibangun 2015 mendatang,” papar RY. (rul)