Indonesia Lahan ISIS
Oleh Muflih Hidayat*
Detaktangsel.com OPINI - Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) merupakan organisasi Islam radikal yang berjuang untuk menegakkan Khilafah Islamiyyah di bumi ini, termasuk di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tindakan kejam ISIS telah beredar di media seluruh dunia. ISIS selalu mengunggah video aksi kejamnya ke internet untuk membuktikan bahwa perjuangannya tidak main-main.
Pada hari Minggu 22 Maret 2015, Polisi Republik Indonesia (Polri) menggerebek rumah seorang terduga anggota ISIS. Rumah sederhana di daerah Cileungsi Bogor itu milik Amin Mudin. Saat digerebek, Istri Amin Mudin diam terpaku. Cadar hitam yang menutup wajahnya, tak mampu sembunyikan air matanya. Erat-erat ia memeluk anak-anaknya.
Namanya Wirdah, ia memiliki enam anak hasil dari pernikahannya dengan Amin Mudin beberapa tahun silam. Ia merasa sedih, karena kepala keluarga yang biasa menafkahinya dan anak-anaknya, kini ditangkap polisi. Di antara enam anaknya, hanya tiga yang mengenyam pendidikan.
Keterbatasan ekonomi menyebabkannya tak mampu menyekolahkan semua anaknya, bahkan untuk membayar listrik sekalipun ia sering menunggak. Setelah penangkapan suaminya, ia menyatakan tak tahu akan menyandarkan hidupnya kepada siapa. Keluh Wirdah sama sekali tak menyebabkan suaminya bebas dari ancaman hukuman, karena tindakan suaminya merupakan tindakan yang sangat mengancam keutuhan NKRI.
Sejatinya, kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan sikap Amin Mudin untuk bergabung dengan ISIS. Baginya, bergabung dengan ISIS akan berpeluang mengangkat stabilitas perekonomian keluarganya. Mengapa demikian ? karena ISIS memang memberi tawaran kesejahteraan material kepada siapa saja yang mau bergabung. Tak heran, kebanyakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga bergabung dengan ISIS merupakan warga yang ekonominya menengah ke bawah.
Sebagaimana sepuluh warga Surabaya dan enam warga Solo yang gempar di beberapa media silam, meraka adalah warga yang ekonominya tergolong menengah ke bawah. Mereka hilang setelah perjalanannya ke Turki. Mereka diduga melarikan diri ke Suriah.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas berpenduduk Islam dan memiliki tingkat perekonomian yang lemah. Situasi seperti ini menjadikan Indonesia memiliki potensi besar bagi penyebaran gerakan Islam radikal seperti ISIS.
Kegagalan pemerintah Indonesia dalam menyejahterakan rakyatnya merupakan salah satu penyebab munculnya gerakan-gerakan ekstrimis-radikal yang berbasis agama. Pemahaman agama yang fundamental akan menyebar secara luas dan mudah kepada masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah. Tentunya, pendidikan rendah merupakan turunan dari perekonomian yang lemah.
Besarnya potensi Indonesia sebagai lahan penyebaran terorisme menjadi tugas penting bagi pemerintah. Pemerintah tidak hanya cukup dengan meningkatkan kinerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berbasis agama untuk meredam paham keagamaan yang fundametalis. Akan tetapi pemerintah juga perlu meningkatkan taraf perekonomian Indonesia.
*Penulis adalah Mahasiswa UIN Jakarta dan Aktivis HMI Cabang Ciputat.