Tembakau Cap Gorilla Beredar di Tangsel
detaktangsel.com SERPONG - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangsel AKBP Heri Istu mengaku warga kota setempat sudah ada yang mengonsumsi narkoba jenis tembakau cap gorila.
"Kita sudah terima tiga laporan pemakai tembakau cap gorila. Mereka yang melaporkan ke kita untuk meminta bantuan pengobatan," kata saat ditemui di Serpong, Rabu (8/6).
Menurutnya, salah satu dari tiga warga yang mengkonsumsi tembakau Gorilla merupakan warga Serpong. Mereka mendapati barang tersebut ditawari temannya ataupun membeli melalui online. "Dibentuk seperti lintingan rokok biasa. Efek yang ditimbulkan setelah menghisap memberikan efek halusinasi," katanya.
Kata Istu, tembakau cap Gorilla ini termasuk dalam narkoba karena memiliki kandungan yang sangat berbahaya. Yaitu mengandung zat synthetic cannabinoids dan bahan kimia apesiminika. Synthetic cannabinoids atau biasa disebut ganja sintetis merupakan campuran jenis-jenis narkoba yang diimpor masuk ke Indonesia."Berdasarkan hasil dari Laboratorium Badan Narkotika Nasional (BNN) Kedua zat tersebut biasanya di masukkan ke tembakau dengan cara disemprotkan," ujarnya.
Kata dia, efek buruk yang dihasilkan ganja sintetik ini dapat mengancam nyawa manusia antara lain perasaan cemas yang sangat tinggi, detak jantung sangat cepat dan tekanan darah tinggi, mual dan muntah, kejang otot dan tremor, halusinasi intens dan gangguan psikotik, dan perasaan ingin bunuh diri dan atau melakukan tindakan yang berbahaya. "Kita assesment (obati) pengguna tembakau gorilla," terangnya.
Ditambahkan Kasi Pencegahan & Pemberdayaan Masyarakat BNNK Tangsel Sony Gunawan menuturkan pada 2015 ditemukan 202 kasus narkoba. Pengguna rata-rata berusia 16-50 tahun. Penggunaan dan penyalahgunaan narkoba dapat ditemukan di berbagai organisasi dan profesi. "Saat ini kita intensif memberikan sosialisais ke sekolah-sekolah," katanya.
Ia mencontohkan, sebelumnya BNNK Kota Tangsel melakukan tes urine ke sejumlah sekolah. Hasilnya, puluhan remaja positif narkoba. Tahun 2015, pihaknya lakukan tes urine di sekolah-sekolah secara acak, hasilnya 46 remaja postif narkoba. Meskipun rata-rata remaja tersebut bukan pengguna aktif," ujarnya.
Menurutnya, pengguna tersebut saat ini sedang menjalani konseling di BNNK. Tujuan konseling agartak lagi mengkonsusmi narkoba sehingga masa depan dapat diselamatkan. "Paling rawan peredarannya di kecamatan Ciputat dan Pamulang," pungkasnya.