Tata Situ Perigi, Kimpo Rogoh Kocek Rp200 Juta
DetakTangsel.com PONDOK AREN - Bantaran Situ Perigi di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dalam waktu dekat dipastikan bakal segera rimbun setelah ditanami ratusan pohon lindung. Pasalnya, bantaran situ yang sebelumnya ditumbuhi semak belukar itu, kini mulai tertata rapih dengan adanya deretan pohon kelapa, pohon buah beragam jenis dan bunga ditanam di situ yang kini diperkirakan memiliki luas kurang lebih empat hektar ini.
Lalu, siapa pemilik tangan-tangan terampil yang menata bantaran Situ Perigi di Kelurahan Perigi Lama tersebut? Kali ini, detaktangsel.com berkesempatan berbincang-bincang dengan si pemilik tangan trampil tersebut disela-sela aktifitasnya melakukan penanaman pohon dibantaran situ, Selasa (7/11/2017).
Masyarakat sekitar memanggil pria 50 tahun itu Kimpo, kalah populer dari orang tuanya yang memberinya nama Suhanda Johan. Ia menceritakan ihwal niatnya menata Situ Perigi itu. Bahkan, Kimpo mengaku untuk menghijaukan situ saat ini sudah menghabiskan Rp200 juta dari kantongnya. "Sudah 200 juta rupiah buat beli pohon. Itu dari uang pribadi saya," kata Kimpo.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Gelar Lomba Karya Tulis Jurnalistik Award 2017
Kimpo sebutkan, dari jumlah pohon yang sudah dan yang akan ditanam dibantaran Situ Perigi diantaranya adalah pohon kelapa, nangka, sukun, jambu jamaika, mangga, kelengkeng, rambutan, flamboyan, beringin, ketapang kencana dan kembang sepatu. "Jumlah yang sudah ditanam saat ini sudah ratusan. Insya Allah, semua pohon yang saya tanam disini siap hidup," ungkap pria yang mengaku mengerahkan puluhan anak buahnya itu untuk melakukan penanaman pohon dibantaran Situ Perigi.
Kimpo juga mengungkapkan, tekadnya melakukan penanaman pohon dibantaran situ, juga tidak didasari keinginan lain. Yang dilakukan saat ini, adalah bagaimana situ bisa memberikan manfaat untuk masyarakat luas.
"Saya tidak pernah mengharapkan penghargaan dari siapapun. Saya ingin nanti orang kalau habis main disini, selalu bicara yang enak didengar. Karena, saya sering dengar ada orang setelah dari situ perigi, mereka bilang situ disini semrawut, jelek lah, ngak terawat lah dan lain-lain," tandasnya.