Festival Budaya Nasional Di SDN Pokabar 03, Ada Puisi Bergaya Lesehan Di Baca Siswa
detaktangsel.com PONDOK AREN - Gebyar Budaya Nasional yang di gelar SD Negeri Pondok Kacang Barat 03 akhir pekan kemarin, tak hanya mengedepankan keanekaragaman budaya yang ada di kepulauan nusantara untuk di tampilkan di sekolah yang berlokasi di wilayah Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini.
Akan tetapi, program tahunan sekolah peraih Adiwiyata itu, siswa juga di bebaskan berekspresi. Apalagi kalau bukan cuap-cuap di depan mikrofon membacakan puisi. Bahkan, ada juga tingkah siswa layaknya orator ulung menyampaikan pidatonya di atas panggung yang telah di desain sedemikian rupa oleh panitia.
Namun ada hal unik dalam lomba baca puisi dan pidato yang di ikuti pelajar kelas lll, lV,V dan kelas Vl tersebut. Hal itu dikarenakan panggung berukuran 6 x 8 meter, siswa bebas duduk di atas lantai panggung untuk menunggu giliran membaca puisi dan pidato. Sesekali terlihat siswa menyantap makanan yang di bawanya dari rumah masing-masing. Situasi tersebut, sekilas menyerupai kedai lesehan yang ada di beberapa kota di pulau Jawa ini.
Ketua panitia festival, Sulasih Spd mengatakan lomba baca puisi dan pidato yang digelar layaknya suasana di tempat lesehan ini bertujuan untuk membiasakan mental siswa agar tidak grogi saat menghadapi orang banyak.
"Intinya agar siswa terbiasa menunjukan ekspresi seninya di hadapan orang banyak. Makanya ini perlu kami lakukan," katanya.
Guru kelas ll ini mengungkapkan, penilaian dilakukan tak hanya sebatas intonasi siswa dalam membaca puisi dan pidato. Akan tetapi, proses imajinasi siswa dalam berinovasi menciptakan puisi dan pidato menjadi penilaian utama.
"Yang kita nilai tak hanya sebatas saat siswa tampil membaca puisi dan pidato saja, imajinasi siswa dalam membuat isi puisi dan pidato menjadi penilaian utama yang kita lakukan," ungkapnya.
Kepala SD Negeri Pondok Kacang Barat 04, Narsum, Spd menambahkan lomba baca puisi dan pidato pada festival budaya nasional tersebut, lebih mengutamakan keelokan budaya bangsa. Hal tersebut dilakukan agar siswa selalu mencintai kebudayaan nusantara.
"Sesuai tema, isi puisi dan pidato yang di sampaikan siswa lebih pada kebudayaan nusantara. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, siswa mampu lebih dalam lagi menggali budaya yang ada. Sebab, masih banyak kebudayaan kita yang belum seluruhnya di perkenalkan anak-anak bangsa," pungkas Narsum.