Sambut Hari Pendidikan Nasional, SDN Pokabar 03 Gelar Gebyar Budaya Nasional
detaktangsel.com PONDOK AREN--Ratusan siswa SD Negeri Pondok Kacang Barat 03, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kembali disibukan dengan kegiatan Gebyar Budaya Nasional yang setiap tahunnya di gelar di sekolah peraih adiwiyata tingkat provinsi Banten tersebut.
Lantaran festival yang digelar di sekolah itu berbau budaya nusantara, mau tidak mau para siswa harus mengenakan busana adat yang ada di Indonesia. Seperti busana tradisional Papua, Jawa, sumatra, Bali, Sulawesi dan busana lainnya yang ada di kepulauan nusantara.
Diungkapkan Narsum Spd, Kepala SDN Pondok Kacang Barat 03, kegiatan Gebyar Budaya Nasional yang berlangsung selama dua hari pada Jumat dan Sabtu (29-30/4) itu, merupakan salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan tradisional yang ada di Indonesia. Selain itu, kegiatan itu juga untuk memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh hari ini, Senin, 2 Mai 2016.
"Penyelenggaraan gebyar budaya ini, didasari kekhawatiran kita akan serbuan budaya asing ke Indonesia. Makanya harus selalu kita perkenalkan kepada siswa," kata Narsum saat berlangsungnya acara.
Menurutnya, di era globalisasi seperti sekarang ini, masuknya budaya asing sudah tidak bisa di bendung lagi. Untuk itu, perlu adanya filterisasi yang positif yang harus disampaikan kepada siswa. Sehingga, para siswa tetap mengenal dan menghargai kebudayaan nusantara.
Di akui Narsum, pengaruh internet yang bisa di akses melalui gadget yang di miliki siswa saat ini, juga berpengaruh terhadap sudut pandang siswa akan budaya nusantara.
"Kita tidak bisa lagi membendung budaya asing ke Indonesia, dan itu tidak bisa di tolak. Minimal dengan penyelenggaraan festival budaya ini kita bisa mengimbangi masuknya budaya asing ke Indonesia," tuturnya.
Narsum menambahkan, Gebyar Budaya Nusantara, tak hanya diikuti oleh siswa yang ada di SDN Pondok Kacang Barat 03 saja. Akan tetapi, dari sekolah lain yang ada di Gugus 8 UPT Pendidikan di Kecamatan Pondok Aren, juga ikut memeriahkan gebyar budaya tersebut.
"Ada juga bazaar. Kusus untuk bazaar, kami memprioritaskan agar setiap stand menampilkan anjungan budaya daerah. Setiap anjungan memamerkan hasil karya siswa," ungkapnya.
Anisa, salahsatu orang tua siswa menyambut baik adanya kegiatan gebyar budaya nasional di sekolah tersebut. Menurutnya, adanya serbuan budaya asing yang masuk ke Indonesia harus benar-benar di imbangi dengan pertunjukan pagelaran budaya asli Indonesia. Sebab jika tidak begitu, perlahan namun pasti budaya nusantara yang ada di tanah air akan terkikis dengan sendirinya.
"Secara tidak langsung, kegiatan ini menjadi semacam apresiasi untuk siswa supaya lebih mencintai kebudayaan yang ada di Indonesia," kata Anisa.