Cerita Di Balik Tragedi Ambon
detaktangsel.com- CIPUTAT, Organisasi Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti Kekerasan (KOMPAK) menggelar diskusi bertajuk 'Cerita Orang Basudara: Cerita Di Balik Tragedi Ambon.' Diskusi ini berlangsung di Sekretariat KOMPAK, Jalan Mpu Tantular, Kelurahan Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (8/4).
Dalam Diskusi turut hadir, Rudi Fofid ( wartawan senior Suara Maluku), Ronald Regan (mahasiswa/eks Tentara Anak Maluku) dan sejumlah aktivis. Pascameletus Konflik Ambon 1999 silam, sederet permasalahan masih tergantung di kaki langit. Sejumlah pertanyaan pun mencuat di kalangan Aktivis dan masyarakat sipil terkait siapa dalang di balik peristiwa yang menelan tiga ribu- 10 ribu korban jiwa dan 500 ribu korban pengungsi.
Tidak ada Peradilan Hak Asasi Manusia (HAM) dan mediasi yang jelas dari pemerintah daerah maupun pusat terkait konflik mengakibatkan stereotipe antardua agama menyebabkan Ambon masih rentan konflik.
Ronald Regan, mantan tentara anak Kelompok Agas menuturkan pengalaman saat menjadi tentara anak. Saat itu ia berusia sepuluh tahun dan menjadi basis pertahanan kristen di Ambon.
Menurutnya, ujung konflik kedua agama tersebut tidak jelas. Semacam ada api yang sengaja dibakar oknum tertentu untuk memicu api perang di antara masyarakat Ambon.
Ronald pun menyesali kejadian tersebut. Akhirnya ia memutuskan menjadi provokator perdamaian untuk menenangkan kedua agama yang berkonflik dengan mendirikan dan terlibat dengan organisasi atau komunitas kreatif di kalangan pemuda dan masyarakat Ambon.
"Kami saat ini intens mengajak dan bergabung dengan mantan tentara anak serta masyarakat yang terlibat konflik untuk menyosialisasikan perdamaian di Ambon, bahwa kita basudara," ujar Ronald.
Tercatat empat periode konflik terjadi di Ambon yaitu 1999, 2000, 2004, dan 2011. Rudi Fofid menuturkan kejanggalan terkait konflik Ambon.
"Bagaimana mungkin perang berminggu-minggu terjadi. Tetapi stabilitas ekonomi tidak terganggu, seperti ada pihak-pihak yang sengaja membuat skenario dan mendalangi konflik ini terjadi," tutur Rudi.