RY: Anggaran Bencana 30 Miliar
detaktangsel.com- BOGOR, Pemerintah Kabupaten Bogor pada tahun 2014 ini akan menambah dana untuk penanganan bencana yang terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Bogor. Hal tersebut, dilakukan mengingat banyak terjadi bencana yang cukup besar di awal tahun ini.
"Awalnya dana bencana kami menganggarkan sebesar Rp20 miliar yang dialokasikan dari bantuan tidak tersangka dan dana sektoral,. Tapi karena banyaknya kejadian saya akan tambah menjadi Rp30 miliar, yang dialokasikan dari anggaran perubahan," ujar Bupati Bogor Rachmat Yasin, kemarin.
Penambahan itu dilakukan, dikarenakan dari awal tahun 2014 banyak peristiwa bencana terjadi yang tersebar di bebrapa wilayah Kabupaten Bogor dan yang terbesar adalah di Kampung Gombong, Desa Cibadak yang mengalami retakan tanah sehingga sebanayak 156 KK harus diungsikan.
"Kondisi kampung disana sudah tidak bisa dimanfaatkan untuk jadi tempat hunian karena sangat berbahaya makanya warganya akan kita relokasi ke tempat yang lebih aman," kata dia.
Langkah awal dengan membuat Hunian Sementara yang akan dibangun di lapangan bola, baru setelah itu selama 10 bulan warga akan dibuatkan rumah permanen di daerah berbeda.
lebih lanjut politisi PPP ini mengungkapkan, di Kabupaten Bogor terdapat empat desa yang tersebar di tiga kecamatan yang mengalami pergeseran tanah sehingga masyarakatnya harus di reelokasi. Yakni Desa Panggeleseran, Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg. Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, dan Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur.
Untuk di Desa Panggeleseran pihaknya melalui BNPB sudah menggelontorkan dana sebesar RP 10 miliar, untuk relokasi warga. "Namun kita masih nunggu surat legal yang beelum dikeluarkan oleh pihak Perhutani," kata dia.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, belum mencabut status Siaga Satu di Kabupaten Bogor. Kondisi itu disebabkan banyaknya titik rawan bencana longsor dan banjir di wilayah Bogor yang belum teratasi.
Status Siaga itu sebenarnya sudah ditetapkan oleh BPBD Kabupaten Bogor sejak Desember 2013. "Sejak pertengahan Desember 2013, kami terus meningkatkan satus dari siaga tiga, dua dan sekarang masih berstatus siaga satu," tutur Esso Junarso, Korlap Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor.
Status itu terjadi berkat pemantauan BPBD Kabupaten Bogor yang telah mendata 253 Desa di 35 Kecamatan Kabupaten Bogor sebagai Rawan Longsor. Kecamatan terbanyak rawan longsor yakni, Kecamatan Cibungbulang, Jonggol, Cariu dan Kecamatan Megamendung.
"Kerawanan longsor di Bogor cenderung meningkat, terutama di bulan Januari. Puncaknya adalah keretakan tanah di Suka Makmur," tutur Esso.
Selain bencana longsor, musibah banjir pun sudah mulai merembet, banjir setinggi 1,2 meter yang terbesar terjadi di Kabupaten Bogor yakni di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri.
"Penyebab banjir yaitu meluapnya Sungai Cikeas membuat desa tersebut harus terendam banjir. Warga harus, mengembalikan lahan resapan agar dapat mengurangi banjir dan longsor," ucapnya.
Bukan tanpa alasan BPBD menetapkan Siaga Satu hingga hari ini. Peringatan dini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Vulkanologi dan Investigasi Bencana sudah memberikan pemberitahuan mengenai peringatan hujan disertai angin maupun mengenai pergerakan lempengan tanah yang terjadi di sekitar rawan longsor. (rul)