Gojek Tetap Waspada Mengojek
detaktangsel.com JAKARTA - Di era kecanggihan teknologi, kebutuhan ekonomi yang semakin berkembang membuat antar pelaku usaha bersaing semakin ketat. Tak heran, bila salahsatu diantaranya tumbang dalam meraih dan meningkatkan kebutuhan ekonominya.
Seperti halnya, moda transportasi roda dua yakni Gojek yang saat ini menjadi bidadari bagi pengguna jasa tranportasi meski waspada saat mengojek melintasi daerah yang masih belum menerima keberadaan Gojek terutama para pengendara Ojek.
Salahsatu pengendara Gojek Hardi asal Cipinang, Jakarta Timur mengatakan, dirinya sering kali merasakan ancaman terhadap para pengendara ojek, namun dirinya tetap tidak menghiraukannya.
"Sering Mas, saya diancaman sama ojek-ojek yang ada dipangkalan. Namun gak saya hiraukan, mungkin itu hanya persaingan. Maklumlah Mas," katanya saat memboncengi awak media detaktangsel.com dengan tujuan Jakarta-Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (16/08).
Diakui beberapa pengguna jasa Gojek, moda transportasi Gojek memilik manajemen biaya transportasi yang terkesan murah dan tersistem secara teknologi tanpa negoisasi (tawar-menawar) antara pengendara dan penumpang, namun juga dapat menghampiri pengguna jasa Gojek hingga tempat keberadaan penumpang.
Disisi para pengendara Gojek malah diketahui, penghasilan Gojek dapat mencapai sekitar 5 juta Rupiah perbulan. "Kalau dihitung-hitung rata-rata perbulan Gojek bisa menghasilkan pendapatan 5 juta. Makanya, tak heran satu persatu juga banyak yang berminat jadi Gojek. Ini juga kalau kita sadari dapat mengurangi pengangguran," ujar Hardi.
Namun berbeda halnya dengan Ojek moda tranportasi roda yang terbilang klasik dengan sistemnya belum tertata dengan rapih. Malah penghasilannya terhitung belum terolah dengan baik. Maka tak heran Gojek diminati oleh masyarakat.
Diketahui, dibeberapa surat kabar banyak spanduk-spanduk yang terpasang dibeberapa diwilayah seperti di Kecamatan Pondok Aren dan Pamulang Kota Tangsel untuk menolak dilintasi oleh Gojek. Hal ini diduga dilakukan oleh pesaing Gojek yang tak lain adalah para Ojek yang merasa tersaingi untuk meraih pendapatannya.