Siswa SMKN 1 Tangsel Demo Tuntut Sistem Belajar Kembali Dua Shift
detaktangsel.comSERPONG - Tak hanya mahasiswa yang berani melakukan aksi demo dalam menolak setiap kebijakan, namun kini siswa berseragam abu-abu putihpun mulai kompak turun ke jalan dalam menyampaikan aspirasinya agar didengar dan dilihat oleh pejabat yang dituju.
Seperti yang terlihat di salah satu sekolah kejuruan yang ada di Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel)pada Rabu (19/11) kemarin.
Ratusan Siswa-siswi SMKN 1 Tangsel pun melakukan aksi demo untuk menyampaikan aspirasinya kepada kepala sekolah mengenai keinginan mereka untuk bisa belajar di dua shift. Hal itu dilakukan siswa agar tidak menggangu siswa lain yang sedang belajar.
Selain itu, dengan diberlakukannya satu shift oleh pihak sekolah, membuat ruang praktek serta ruang perpustakaan akhirnya digunakan sebagai ruang kelas. Hal ini disampaikan oleh Fauziah, siswi Kelas 11 Akutansi 3.
"Tadi perwakilan kelas masing-masing sudah menyampaikan aspirasi, keinginan kita sih agar bisa belajar di dua shift sehingga pulangnya tidak terlalu sore. Karena selama ini kan kita masuk Pukul 06.30 dan pulang Pukul 15.30 wib, waktu ini sangat lama, sehingga kita meminta pihak sekolah mengembalikan jam belajar kita menjadi dua shift," ungkap Fauziah.
Kata dia, selama ini siswa mengikuti pelajaran dengan cara moving class, namun ternyata ini menggangu anak-anak teknik yang sedang praktek karena ruangnya digunakan untuk belajar siswa lain.
"Kita tidak suka dengan moving class, karena menggangu anak yang lain, makanya kita meminta untuk kembali ke dua shift supaya tidak menggangu yang lain," papar Fauziah.
Tidak hanya menuntut supaya dikembalikannya sistem belajar menjadi dua shift, pada kesempatan itu juga para siswa menuntut mengenai penggunaan sepatu pantovel. Pasalnya, para siswa dalam mengenakan sepatu pantovel dalam kesehariannya tak jarang sering mengalami lecet-lecet pada kaki siswa.
"Selama ini setiap hari kita pakai pantovel kecuali pas olahraga. Kita ingin sekolah merubah aturan, penggunaan sepatu pantovel hanya dilakukan setiap hari senin saja, untuk hari lainnya dibebaskan," katanya.
Menyikapi aspirasi yang disampaikan para siswa, pihak sekolah pun mengabulkannya. Mulai Januari sistem belajar dua shift diberlakukan kembali dan siswa boleh menggunakan sepatu apapun asal berwana hitam.
Kepala Sekolah SMKN 1 Tangsel Idris menjelaskan, sebenarnya keinginan sekolah menerapkan kurikulum 2013 secara full dengan membikin sistem belajar satu shift yang diterapkan dan secara moving class.
"Kita mencoba menerapkan moving class, namun siswa merasa tidak diakui, karena selalu pindah-pindah setiap mata pelajaran, ini yang menjadi keberatan para siswa, tidak hanya itu sarana ruangan pun minim untuk digunakan moving class,"katanya.
Idris menambahkan, SMKN 1 Tangsel saat ini hanya mempunyai 17 ruang kelas yang digunakan untuk belajar, dan ini dinilainya kurang. Bahkan, untuk menerapkan shift belajar sekali bukan dengan pagi dan siang, pihaknya harus menggunakan ruang praktek dan perpustakaan untuk menjadi ruang belajar. Dengan demikian pihaknya, menerapkan kembali pelajaran dua shift yakni pagi dan siang mulai Januari mendatang.