Ade Yunus: Parpol Galau Usung Pencalonan Airin
detaktangsel.com TANGSEL - Pemilihan kepala daerah (pilkada) pada Desember 2015 mendatang akan semakin seru. Pasalnya keikut sertaan Walikota Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmy Diani dalam pilkada nanti akan mendapatkan hambatan besar, dikarenakan sejumlah partai politik (Parpol) tangsel disebut-sebut tengah memboikot pencalonannya incamben. Minggu, (16/5/2015).
Penyebab pemboikotan itu adalah Kasus hukum yang kini melilit Walikota Tangsel itu menjadi salah satu faktor keraguan parpol untuk mengusung adik ipar bekas Gubernur Banten Atut Chosiah dalam pemilihan kepala daerah Tangerang Selatan yang akan digelar 9 Desember mendatang.
"Mayoritas parpol di Tangsel sedang galau dan memboikot Airin, karena semua partai tidak mau nanti tercoreng di pilkada nanti," kata pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ade Yunus.
Diungkapkan Ade kegalauan parpol tersebut dipicu kasus hukum yang kini sedang mendera istri Chaeri Wardhana, terpidana kasus suap eks Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, tersebut. Airin saat ini menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung terkait dengan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Tangerang Selatan.
"Meski statusnya masih sebagai saksi, Airin harus bolak-balik Kejaksaan Agung menjalani pemeriksaan, sehingga Airin masih fokus menjalani pemeriksaan dirinya" katanya.
Dituturkan Ade, kasus dugaan korupsi ini sangat menyedot perhatian publik apalagi anak buah Airin telah ada ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Direktur Lembaga Kajian dan Analisa Daerah Terpadu (LKDT) ini mengungkapkan kondisi dan situasi Airin membuat semua partai politik sangat berhati-hati dalam menentukan kandidat bakal calon wali kota yang akan menggunakan partai mereka sebagai kendaraan dalam mengincar kursi orang nomor satu di Tangsel itu.
"Partai sangat khawatir ketika memutuskan mengusung, siapa tahu status saksi Airin nanti berubah menjadi tersangka dan ini akan menjadi masalah, Airin dinyatakan gagal menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi, buktinya banyak anak buahnya yang bermasalah dan ditetapkan tersangka korupsi."tegasnya.
Selain karena masalah hukum, komunikasi politik Airin ke partai juga kurang baik. Dikarenakan komunikasi dengan partai dedlock, terputus, lobi yang tidak sampai. Airin juga harus menghadapi kenyataan pahit, Partai Golkar, tempat dia bernaung selama ini, tengah dalam persoalan internal yang hingga kini belum berkesudahan.
"Konflik partai Golkar menyumbang faktor tidak menguntungkan bagi Airin yang menjabat sebagai pengurus ketua DPD Golkar Tangerang Selatan," tandasnya.