Pemerhati Kesenian Pencak Silat Kota Tangsel Tomy Patria mengatakan pencak silat bakal menjadi ekstrakulikuler tambahan di sekolah-sekolah yang ada di kota Tangsel. Lantaran, menjadi salahsatu mulok.

"Ini salah satu upaya untuk melestarikan dan menjaga kesenian asli Indonesia," ungkapnya, Minggu (10/8).

Kata dia, usulan seni bela diri Pencak Silat dimasukan dalam kurikulum sebagai upaya melestarikan budaya lokal. Selama ini perguruan pencak silat yang ada di Tangsel kurang terekspose dan tak mendapat bantuan dari pemerintah daerah.

"Kami akan upayakan agar pencak silat menjadi salah satu mulok di sekolah. Sebagai salah satu kebudayaan lokal, seni bela diri pencak silat harus dilestarikan," ucapnya.

Saat ini, sambung Tomy di Kota Tangsel terdapat 35 perguruan pencak silat. Pihaknya juga bakal mendirikan paguyuban pencak silat.

"Kalau paguyuban sudah terbentuk, nanti akan kami buat program," ujarnya.

Kata dia, dari 35 perguruan pencak silat di antaranya yakni Perguruan Beksi, Perguruan Troktok, Perguruan Jingkrik, Perguruan MS Jalan Enam, Perguruan Selendang Mayang dan Perguruan Haikun.

"Masing-masing perguruan ini merupakan satu kesatuan dalam pencak silat. Hanya saja, yang membedakan perguruan ini adalah jenis jurus yang diterapkan," terangnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tangsel Wiwi Martawijaya menuturkan mendukung langkah kesenian pencak silat menjadi mulok. Soalnya, pencak silat merupakan salah satu warisan daerah yang harus dilestarikan.

"Sudah ada beberapa sekolah di Tangsel ini yang sudah memasukan pencak silat dalam ekstrakurikulernya. Salah satunya di SMP Negeri11 Kota Tangsel," terangnya.