Ketua LSM Kailasa Romy Ale Sueman mengatakan, manfaat air sangat vital bagi kehidupan manusia. Untuk itu, ketersediaan air tetap ada. Dengan demikian, masyarakat perlu menjaga kelestarian daerah resapan air di wilayah masing-masing.

"Kailasa memrakarsasi aksi tanam pohon. Kegiatan ini direspon positif tiga lembaga lainnya. Kami akan bekerja bareng guna melakukan aksi nyata sekaligus memotivasi agar kita gemar menanam pohon," katanya.

Ia menilai, Hari Air Se-Dunia merupakan sebuah perayaan yang ditujukan sebagai usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih. Bahkan, usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Karena semakin tua bumi ini kualitas air semakin buruk.

"Hari Air Se-Dunia diperingati setiap 22 Maret. Inisiatif peringatan ini diumumkan pada Sidang Umum PBB Ke -47 di Rio de Janeiro, Brasil, 22 Desember 1992. Hari Air se-Dunia pertama dirayakan pada 1993," paparnya.

Sementara, Ketua PWI Pandeglang Muhaemin menambahkan, kebutuhan akan air terus meningkat. Namun tak berbanding lurus dengan upaya masyarakat menjaga sumber-sumber air.

"Tidak perlu upaya ambisus untuk melestarikan kesuburan air. Upaya sederhana yang bisa kita lakukan seperti menanam pohon dan menjaga keasrian lingkungan akan sangat membantu ketersediaan air," kata Muhaemin. (Nov/gus)