KPK, Wawan, Airin dan Artis
detaktangsel.com- Nama Wawan alias Tubagus Chaeri Wardana ngetop banget, Enggak usah pakai spanduk, poster atau baliho, apalagi sosialisasi segala, masyarakat pasti kenal Wawan. Tim sukses Wawan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) namanya, Piawai. Ahli strategi pemasaran dan mampu mengolah psikologi massa.
Alhasil, nama Wawan membumi di penjuru wilayah Indonesia, Banten, terutama Tangerang Selatan. Kalau Wawan nyaleg, pasti pecahkan rekor memperoleh suara terbanyak di tingkat nasional.
Anekdot itu menguat terkaitkan gebrakan KPK hendak memiskinkankan Wawan, baik secara materiil maupun moralitas. Dua sisi mata pisau itu telah menikam Wawan, termasuk keluarganya terutama Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Yang nota bene adalah istri tercintanya nan cantik.
Gebrakan KPK membongkar kekayaan Wawan perlu mendapat apresiasi. Semua jadi tahu ternyata Wawan tidak hanya menumpuk kekayaan. Juga memiliki 'TTM' artis pula. Wele wele........Don Juan toh.
Sejumlah nama artis top Indonesia, yang berparas cantik dan berbody aduhai...tak luput dari kejaran KPK, Awalnya Aura kasih nan seksi lalu merambah ke Jenifer Dunn, sampai Syahrini " Membahana..." Kalah Cantik kah Airin Rachmi Diany di mata wawan? Anggun, Cantik, Cerdas, Bersahaja, Ramah, Berprestasi, Alami dan apa pun kelebihan seorang Wanita, ada pada dirinya Airin Rachmi Diany, Istri sah Tubagus Chaeri wardana alias Wawan.
Sekali lagi Salut... kepada KPK, yang benar-benar menuntaskan sampai setuntas-tuntasnya apapun itu yang menserempet nama wawan dalam aliran dana yang diduga kuat TPPU.
Lagi-lagi KPK kembali menyita empat mobil terkait kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan Wawan. Mobil tersebut merupakan hasil penggeledahan di rumah Ketua DPRD Banten, Aeng Haerudin.
Hasil dari penggeledahan di rumah anggota DPRD Banten, penyidik menyita empat mobil. Keempat mobil yang disita itu yakni, dua Toyota Vellfire, satu BMW dan satu Mitsubishi Pajero. Selain itu, penyidik juga melakukan penyitaan satu mobil Mitsubishi Pajero dari rumah Anton, karyawan PT Bali Pasific Pragama (BPP), mobil Suzuki APV di Kantor Bali Pasific Pragama, perusahaan milik Wawan.
KPK juga melakukan penggeledahan di wilayah Pandeglang dan Serang. Setidaknya ada lima lokasi yang digeledah.
Kelima rumah itu adalah milik kerabat dan teman Wawan. Lokasi penggeledahan yang dilakukan penyidik di daerah Serang dan Pandeglang: di Jalan Jagarayu Komplek Griya Gemilang (Serang), Jalan KH Abdul Fatah Hasan No 63 (Serang), Jalan TB Suwandi No 34 (Serang), rumah di Desa Sukamanah (Pandeglang).
Drama yang dipertontonkan KPK sungguh sangat menarik dan patut ditelaah seksama. Cara KPK mengupas dan menguliti Wawan benar-benar menakjubkan. Dalam bahasa kriminal, sangat sadis.
Tidak seperti terhadap pelaku korupsi yang lain. Upaya KPK mengusut kasus Wawan benar-benar bedah tuntas. Cara KPK kuliti adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah memang tidak seperti biasanya.
Wawan benar-benar dihabisi, sebagai secara politis, materiil maupun moral. Semua borok Wawan dibeberkan di muka umum melalui media massa.
Kenapa pola dan cara KPK seperti ini tidak diberlakukan terhadap koruptor-koruptor lainnya seperti Nazaruddin? Sebenarnya ada dendam apa KPK terhadap Wawan?
Ada perbedaan sangat menyolok cara KPK menelusuri kasus korupsi antara tersangka Wawan dan tersangka lainnya. Asumsi ini berdasarkan penelusuran atas semua pemberitaan kasus korupsi. Hanya Wawan yang benar-benar dikuliti KPK.
Tidak ada urusan Wawan mau diracun, disuntik mati atau dihukum gantung. Teman bukan, apalagi saudara. Itu urusan KPK bagaimana 'merekomendasi' secara hukum kepada pengandilan. Yang pasti, alangkah baiknya bila KPK cukup berkeadilam dalam menangani hal serupa terhadap semua koruptor.
Sangat dimaklumi memang tugas dan fungsi KPK membongkar masalah korupsi di Tanah Air. Bahkan, hak KPK menghalalkan segala cara untuk membongkar kasus korupsi. Nah, menjadi tidak wajar bila KPK tidak berkeadilan dalam menangani pelaku koruptor.
Memang tidak ada gading yang tidak retak dan harimau mati pasti meninggalkan belang. Yang sangat dikhawatirkan ada 'penguasa bayangan' di balik kinerja KPK dalam memberantas kasus korupsi. Kalau yang dimaksud 'penguasa bayangan' itu adalah Allah, alhamdulillah. (red)