8 Tersangka Anggota DPR RI dan DPRD Kabupaten kota.
4 Tersangka Kepala lembaga-lembaga Negara/ Kementrian.
3 Tersangka Gubernur.
3 Tersangka Walikota dan Bupati.
7 Tersangka Pejabat Esselon.
4 Tersangka Hakim/ Jaksa.

Menyimak dari paparan data tersebut tentulah kesanya ini sangat menyenangkan dan mengembirakan karena itu artinya KPK berhasil menyelamatkan uang Negara. tapi disisi lain hal ini sangat memalukan atau menyedihkan karena itu artinya KPK berhasil menyelamatkan uang negara tapi belum berhasil membuat jera para pelaku atau calon pelaku korupsi, dan orang-orang pun bukan makin takut melakukan korupsi dengan adanya KPK tapi malah makin berani, makin rakus korupsi dan makin banyak uang negara yang di sikat oleh koruptor.

2014 baru berjalan delapan bulan, makin terpapar di depan mata kita, bahkan pengadaan Al-kitab dan pelaksanaan religius pun di hisab oleh koruptor. jadi teringat dengan kata-kata "bahkan iblis pun mengutip kitab suci untuk mencapai tujuannya".

Cobalah melirik dengan negara tetangga seperti Tiongkok, beberapa puluh tahun terahir, pemerintah tiongkok telah menghukum mati sebanyak 4800 koruptor. kenapa demikian dan mengapa mesti melirik tetangga dengan sejarahnya, karena "Ikan Busuk dimulai dari kepalanya bukan di mulai dari ekornya". karena dari pengusa/ pemerintah lah menjadi contoh untuk rakyatnya.

Pernah terjadi pada saat waktu pelantikan perdana mentri cina berujar " sediakan 100 peti mati, 99 untuk mereka yang melakukan korupsi dan sisahkan 1 untuk aku jika aku korupsi. pertanyaan sederhananya, Mau kah pemimpin-pemimpin di negeri ini saat pelantikan mengucapkan / bersumpah "jika aku korupsi maka aku siap di hukum mati" (KORUPSI Artinya MATI).

Konkulusi dari ini semua :
Kunci tidak korupsi adalah kejujuran.
Kunci Korupsi adalah bukan tidak memiliki kemauan, tapi juga tidak memiliki kemaluan, syahwat yang tinggi serta tidak memiliki malu yang berlebihan. "Korupsi sama dengan makan bangkai daging saudara sendiri".