Kadindik: Laporan 'Mark Up' IWB Tidak Mendasar
detakserang.com- SERANG, Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Banten membenarkan laporan tentang temuan lembaga dan Ombdusman Banten terkait 'mark up' pengadaan Interactive White Board (IWB) dari anggaran APBD 2013. Temuan laporan lembaga dan Ombdusman Banten itu dinilai Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Provinsi Banten Hudaya Latuconsina tidak berdasar.
"Memang jenis IWB beraneka ragam, termasuk harganya, mulai dari Rp14 juta hingga miliaran rupiah. Kami pilih harga yang sesuai dengan spek dan daya beli. Itupun sudah berdasarkan hasil survei pasar sebelumnya," ungkap Hudaya ketika keluar dari kantornya di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), kemarin.
Hudaya menegaskan, pengadaan IWB yang dilakukan Dindik Provinsi Banten berbeda jenis dengan IWB ditemukan lembaga dan Ombudsman. Sebab, hal itu dapat diketahui dari type dan kualitas barang.
"Semuanya kan ada jenis dan spesifikasinya. Jadi jika memang ada yang lebih murah, pasti itu berbeda jenis dan type, termasuk harga," katanya.
Menurut Hudaya, indikasi dari dugaan tersebut sudah banyak dilontarkan sejumlah kalangan lembaga kajian dan Ombdusman Banten. Namun, tidak berdasar.
Ia mengaku heran karena seluruh pihak mengajukan permohonan informasi IWB. Apa tidak ada persoalan lain yang dibahas.
Ia menyebutkan, sedikitnya 13 lembaga mempersoalkan IWB. Hal ini membuat Dindik jadi lebih ingin tahu. Kenapa IWB jadi sorotan banyak pihak.
Di tempat terpisah, Novi Agustina, Ketua LSM dari Koalisi Ormas Lebak Bersatu, telah mengirimkan surat fax untuk menanyakan rincian harga dan type seperti yang digunakan Dindik Banten ke pihak produsen atau pabrik di Senzen Cina.
"Kita menunggu balasan surat fax dari pabrik IWB di Senzen Cina bilamana ada selisih harga yang dikeluarkan pabrik dan harga yang diinformasikan Dindik Banten. Di situlah 'terendus' dugaan 'mark up' IWB," katanya.