Organda Arahkan Mogok, Sejumlah Angkot di Tangsel Tetap Beroperasi
detaktangsel.comCIPUTAT - Sejumlah armada angkutan kota di Kota Tangsel tetap beroperasi seperti biasa meski ada imbauan dari Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Angkutan Darat (Organda) agar mogok operasi pada hari ini, Rabu (19/11).
Para sopir angkot mengklaim sikapnya bukan sebagai bentuk pembangkangan terhadap himbauan DPP Organda terkait rencana aksi mogok untuk menolak penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp2.000 per liter.
Untuk itu aktivitas angkot di sekitar pasar Ciputat sejak pagi ini, Rabu (19/11), tetap melayani aktifitas warga yang berangkat ke tempat kerja maupun anak-anak ke sekolahnya.
Adapun perbedaanya adalah pada tarifnya yang naik Rp2.000 disesuaikan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi untuk premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter dan solar Rp7.500 per liter dari sebelumnya Rp5.500.
Seperti terlihat dari aktivitas angkot D03 rute Ciputat-Bukit, D06 Ciputat-Jombang, D07 Ciputat-Muncul, dan D10 Ciputat-Bintaro-Pondok Betung.
Selanjutnya, angkot S29 Ciputat-Parung, D01 Ciputat-Kebayoran Lama, D02 Ciputat-Pondok Labu dan D18 rute Ciputat-Ciledug,serta bus sedang Koantas 102 rute Ciputat-Tanah Abang.
Supir angkot D07 Ciputat-Muncul Marjuki mengatakan, sesuai kesepakatan dengan pemilik mobil harus tetap beroperasi dengan tarif dinaikkan separoh dari penaikan harga BBM yaitu sebesar Rp1.000.
"Ada pengurus koperasi angkot yang membagikan foto kopian tarif baru itu, kami tinggal memasangnya di kaca pintu atau jendela mobil," ujarnya.
Menurutnya, kenaikan tarif baru sebesar Rp1.000 per penumpang itu maka ongkos angkot untuk jarak terdekat naik dari Rp2.000 menjadi Rp3.000 dan tarif jarak terjauh dari Rp6.000 menjadi Rp7.000.
Dia juga mengungkapkan tantangan terberat lain yang dihadapi awak angkot adalah tingkat kemacetan lalu lintas yang semakin parah sehingga sulit mencapai target ritasi (pergi-pulang).
Selain itu, tarif angkot yang semakin mahal sering dijadikan sebagai alasan banyak orang beralih ke sepeda motor dengan alasan penghematan biaya transportasi dan lebih lincah menerobos kemacetan lalu lintas yang kini semakin padat.
sebelumnya, Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Tangsel M Yusro Siregar mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum membahas kenaikan tarif angkot dengan Dishub setempat setelah adanya kenaikan BBM sebesar Rp 8500 per liter.
"Kita belum bahas rencana kenaikan tarif dengan Dishub. Kalaupun sopir angkot sudah menaikan tariff itu hanya bersifat sementara"katanya.
Namun, kata Yusro, besok ribuan angkutan kota Tangsel berencana melakukan aksi mogok massal. Aksi ini ternyata dilakukan serentak secara nasional sebagaimana yang di instruksikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda dalam Musyawarah Nasional (Munas) yang digelar di Semarang sejak kemarin.
"Seharusnya Pemerintah tidak mencabut subsidi BBM bagi angkotan Kota. Faktanya, hanya 7 persen subsidi yang diberikan pemerintah kepada angkotan kota. Makanya, kami tetap akan melaksanakan seruan aksi mogok massal menyikapi kenaikan BBM ini," jelasnya.