Pelatihan Seni Musik Angklung Siap Dikembangkan Di Kota Tangerang
TANGERANG-Angklung adalah sebuah alat kesenian yang terbuat dari bambu khusus, yang ditemukan
pada tahun 1938 yang berasal dari Suku Sunda pada awalnya banyak digunakan atau dimainkan hanya pada kesenian tradisional saja.
Namun karena bunyian – bunyian yang ditimbulkan sangat merdu dan juga memiliki bunyi yang bertangga seperi Doremifasolasidu dan Daminatiladasehingga angklung cepat berkembang ke Internasional, bahkan kabarnya kesenian angklung banyak dimainkan di negara lain ketimbang di asal negaranya sendiri.
Kali ini berbeda dengan sebuah Forum Kesenian yang ada di Kota Tangerang, Kesenian angklung mulai disosialisasikan dan dikembangkan. salah satunya digedung Kesenian yang ada di Kota Tangerang tepatnya di depan Kantor Kelurahan Kelapa Dua dengan pelatihnya H. Iyan S. Wiradinata dan Syafrial S.Pd, Sabtu (12/10/2013).
Menurut Rahmat Saleh S.Pd selaku ketua Panitia Forum Kesenian angklung, mengatakan kesenian angklung hari ini Sabtu (12/10) pukul 08.00 wib adalah pelatihan yang baru dimulai karena sebelumnya dilakukan seminar terlebih dahulu, nah sekarang pelatihannya. Untuk pelatihan kesenian musik angklung dimainkan selama kurang lebih 3 jam yang diikuti oleh 30 peserta diantaranya 15 guru SD dan 15 guru SMP Se – Kota Tangerang, ujarnya.
menurut keterangan Drs. H. Sujarwo selaku DKT (dewan Kesenian Tradisional) Di Kota Tangerang terdapat 6 Komite kesenian tradisional yaitu Seni musik, Seni tari, Seni lukis, Sastra,Teater dan Sinematografi. Untuk pelatihan ini pemerintah, saya terutama lebih sangat mendukung atas kegiatan pelatihan yang diikuti oleh para guru karena sangat berpengaruh terhadap anak didik mereka dan kesenian itu aset budaya Indonesia maka harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk keperluan kepariwisataan dan juga sebagai pendidikan. Ia juga berharap dengan diadakannya pelatihan ini semoga cepat berkembang apalagi kesenian angklung yang sekarang – sekarang ini hampir jarang orang yang memainkannya maka harus dilestarikan, tungkasnya.
Ditambahkannya, meskipun keadaan gedung ini kurang memadai apalagi gedung ini sering digunakan oleh kedua forum, DKT dan IPSI. Mereka antusias semangat untuk mengikuti kegiatan pelatihan tersebut, tuturnya. (Ayu)