Tagih Kesepakatan, Kantor PT JRP Didemo Pedagang Korban Kebakaran Pasar Senen
detaktangsel.com PONDOK AREN--Ratusan Pedagang korban kebakaran Pasar Senen, Jakarta Pusat, menggeruduk kantor pemasaran PT Jaya Real Property Tbk dibilangan Perigi Lama, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (12/4/2017).
Kedatangan pedagang korban kebakaran yang terjadi pada Kamis, 19 Januari 2017 lalu itu, merupakan bentuk kekecewaan pedagang kepada pengelola lantaran hingga kini tidak pernah ada kata kesepakatan dengan kedua belah pihak.
Pantauan dilokasi, aksi oleh ratusan pedagang yang menumpang tiga unit bus Metromini P 07 itu, sempat dihadang oleh sejumlah petugas saat pedagang tersebut tiba dilokasi. Tak hanya itu, akses pintu masuk kekantor PT JRP inipun dijaga ketat oleh petugas keamanan dan aparat kepolisian Polsek Pondok Aren. Lantaran tak bisa menembus pintu masuk kantor pemasaran PT JRP itu, pedagang yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak inipun menggelar aksinya sambil memegang berbagai bra dan celana dalam didepan kantor PT JRP tersebut.
Koordinator aksi, Goltum menjelaskan bahwa kedatangan para pedagang korban kebakaran Pasar Senen ke kantor PT JRP ini, merupakan kali kedua setelah pada sebelumnya, tepatnya Senin (3/3/2017) lalu, aksi serupa juga dilakukan dikantor itu dan dijanjikan kesepakatan.
"Tetapi kesepakatan itu tidak pernah dijalankan. Di lapangan, kesepakatan lama tetap dijalankan. Para pedagang tetap digusur di area parkir," kata Gultom. Menurutnya, para pedagang hanya ingin menuntut keadilan. Salah satunya yakni segera dilakukan pembenahan terhadap para penumpang gelap.
"Kesepakatan kemarin itu, kami diberikan kesempatan dagang sementara di area parkir. Tetapi besoknya, kami diusir lagi oleh pengelola dari Ciputra," ungkapnya. Pedagang lainnya, Kajol mengatakan bahwa para pedagang sebetulnya tidak ingin melawan pengelola. Mereka hanya berdagang dengan tenang. Tetapi saat ini mereka jadi tidak bisa berdagang. Sebab dagangan mereka kerap diobrak abrik preman.
"Kami di sana juga diintimidasi. Kawan-kawan banyak yang diusir oleh preman. Kami hanya ingin berdagang dan mencari uang makan dengan tenang," singkatnya.