Antisipasi agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel telah mengobservasi dan melakukan penanganan khusus terhadap sekolah tersebut.

 

"Dalam proses penanganan dengan agenda yang sudah di diskusikan bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait," aku Hasyim menjawab pertanyaan detaktangsel.com melalui jaringan selulernya, Sabtu (23/11/2019).

 

Pria yang membidangi urusan Kedaruratan dan Logistik di BPBD Tangsel itu juga mengatakan, BPBD sudah mengarahkan pihak sekolah mengenai mitigasi kebencanaan. Mulai dari evakuasi, jalur evakuasi, titik evakuasi, pengamatan tanda-tanda longsor dan pengurangan beban mengingat sekolah tersebut berada di pinggir tebing yang memiliki tingkat kecuraman mencapai 60 derajat.

 

"Harusnya di tebing dengan kemiringan lebih dari 60 drajat, bebas konstruksi. Agar tidak terjadi pembebanan pada sempadan tebing," sebut Hasyim.

 

Dari monitoring yang dilakukan tim BPBD Kota Tangsel seminggu lalu, Hasyim terangkan bahwa retakan yang terjadi pada sekolah tersebut cukup progresif serta perlu pengosongan lokasi dan relokasi tempat belajar.

 

"Jenis tanah yang bersifat gembur dan terkena pembebanan, jadinya strukturnya bergerak dan tidak ada penahan seperti turap. Ini yang kami duga menjadi pergeseran tanah di situ," tandasnya.

 

Sebelumnya di beritakan, rasa was-was menghantui sejumlah guru Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01 Serpong. Sebab, saat ini tembok di ruang kelas tersebut mengalami retak-retak akibat pergeseran tanah yang terjadi di area sekolah tersebut.

 

"Rasa was-was selalu ada, apalagi saat ini sudah masuk musim penghujan. Kami takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di sekolah ini," ujar bendahara sekolah Assalam 01 Serpong, Indri Firmandyah, Jumat (22/11/2019) lalu.