Didominasi Pria, Bawaslu Banten Sebut Panwascam Tangsel Kurang Seksi
detaktangsel.com SERPONG--Pengambilan sumpah dan pelantikan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) disalah satu hotel kawasan BSD Serpong, Rabu (15/11/2107), disorot Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Banten. Pasalnya, dari 21 orang wasit yang akan mengawasi penyelenggaraan Pemilu 2019 ini, tak satupun 'kaum hawa' ikut berjejer rapih dibarisan tersebut.
Anggota Bawaslu Provinsi Banten Ali Faisal mengungkapkan, berdasarkan undang-undang yang ada, seharusnya ada kaum perempuan yang menjadi anggota Panwascam di Kota Tangsel.
"Saya melihat di panwascam Kota Tangsel ini belum seksi dipandang oleh kaum hawa. Karena, dari 21 orang dari 7 kecamatan ini tak satupun perempuan. Padahal dalam undang-undang itu ada kuotanya untuk perempuan," ungkap Ali.
Dia mengatakan, dibandingkan dengan Panwascam yang ada diwilayah Provinsi Banten lainnya pada beberapa penyelenggaraan pemilu, kuota perempuan yang menempati posisi sebagai Panwascam selalu ada.
"Rata-rata ada. Hampir semua kabupaten/kota ada," ujarnya.
Agar kuota kaum hawa dapat mengisi kuota sebagai anggota Panwascam, Ali menyarankan agar Panwaslu Kota Tangsel lebih gencar lagi mensosialisasikan peran kaum hawa dalam penyelenggaraan pemilu. Baik melalui media sosial ataupun melalui organisasi-organisasi yang didalamnya diisi oleh kaum hawa.
Baca Juga : Jusuf Kalla Resmikan Iradiator Gamma Merah Putih
"Kedepan, informasi soal penyelenggaraan pemilu harus lebih gencar lagi disosialisasikan. Supaya kuota perempuan yang menjadi panwas bisa terisi," bebernya.
Tidak adanya kuota perempuan yang menjadi anggota Panwascam di Kota Tangsel, juga diamini oleh Aas Satibi. Orang nomor satu dijajaran wasit pengawas pemilu di Kota Tangsel ini mengakui bila sejak dibukanya pendaftaran anggota Panwascam, tak satupun ditemui pendaftar berjenis kelamin perempuan yang datang ke sekretariatnya, Jalan Nusa Indah, Kavling 452, Serua, Kecamatan Ciputat.
"Sebetulnya upaya dari panwas kota untuk merekrut sebanyak-banyaknya masyarakat untuk mendaftar, itu sudah maksimal. Kita lakukan sosialisasi melalui medsos hingga ke media cetak, tapi memang sejak awal tidak ada kaum perempuan yang daftar," kata Aas.
Bahkan, Aas juga sudah mengajak beberapa kelompok masyarakat agar kader-kader perempuannya ikut mendaftar menjadi anggota Panwascam.
"Kami bukan tidak mengakomodir keterwakilan perempuan, tapi memang pendaftar perempuan sejak awal tidak ada. Bahkan, batas waktu pendaftarannya pun kita tambah, tujuannya karena kita ingin memberikan kesempatan kepada maayarakat yang ingin mendaftar," tandasnya