Jokowi-JK Terganggu
detaktangsel.comEDITORIAL - MPR akhirnya memiliki pemimpin baru. Tak berbeda dengan pemilihan pimpinan DPR. Pemilihan MPR, Selasa (7/10), malam juga mengalami proses yang alot. Sidang Paripurna menetapkan Zulkifli Hasan (PAN) sebagai Ketua MPR terpilih periode 2014-2019 menyusul paket yang diajukan fraksi partai Koalisi Merah Putih (KMP).
Zulkifli Hasan didampingi empat Wakil Ketua MPR yaitu Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta (DPD). Berdasarkan penghitungan, Paket B yang diusung KMP memperoleh 347 suara. Sementara itu Paket A yang diusung fraksi asal partai Koalisi Indonesia Hebat (KIH), pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla memperoleh 330 suara. Satu suara lainnya abstain. Kubu KIH pun mengakui kekalahan. Mereka menduga kekalahan terjadi karena DPD tak solid.
Parlemen memegang peranan penting untuk mewujudkan program pemerintah. Spekulasi yang berkembang menyebutkan penjegalan program bisa terjadi jika parlemen dikuasai kubu oposisi (KMP). Kondisi ril ini paling tidak mengubah strategi Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyusun kabinet. Nama-nama yang sudah dikantongi bisa jadi dirombak total.
Konstelasi politik tidak sedemikian rupa bila Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan islah. Mereka duduk satu meja membenahi keterpurukan negeri ini. Sayang, Megawati 'keras kepala' menolak keinginan SBY berdialog.
Megawati sebagai pimpinan partai politik pemenang Pemilu Legislatif 2014. Otomatis Megawati lebih memegang peranan penting dalam KIH layaknya Prabowo Subianto di KMP. Namun, Megawati tidak pernah turun gunung berkomunikasi dengan pimpinan partai politik di KMP.
Kekerasan hati Megawati 'merusak' tatanan politik nasional. Padahal bila Megawati turun gunung dapat menjadi kunci kemenangan KIH di parlemen.
Nasi sudah menjadi bubur. Bahwa terbukti Megawati tidak pernah mendengar aspirasi publik. Sikap Megawati dianggap tidak mencerminkan negarawan tersebut dapat berimbas negatif terhadap pemerintahan mendatang.
Bila program Jokowi-JK berjalan di tempat, semata-mata kegagalan-kegagalan akibat sikap Megawati yang salah menata KIH. Tidak salah sikap Megawati dituding akan menghancurkan program Jokowi-JK. Lalu, bagaimana pertanggungjawaban moral politik KIH kepada rakyat?
Jelas, keberhasilan KMP ibarat batu kerikil di hak sepatu. Tidak tertutup kemungkinan perjalanan pemerintahan Jokowi-JK berjalan terseok-seok. Rakyat pun jadi korban kecongkakan Megawati dan kebodohan SBY.