Para pengusaha sopir angkot melalui Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangsel menolak kehadiran sarana transportasi massal itu karena dinilai akan semakin memperparah kondisi angkutan umum lokal yang saat ini sudah terpuruk akibat sepi penumpang.

Ketua Organda Tangsel Yusro Siregar mengatakan, kehadiran sarana transportasi massal tersebut akan meresahkan supir karena mengancam kehilangan pendapatan mereka karena bersinggungan dengan trayek angkutan mereka.

"Melalui utusan pengusaha angkutan di kota Tangsel, organda menolak rencana kehadiran transportasi massal tersebut karena akan mengancam penghasilan mereka,"katanya, kemarin.

Dengan pertimbangan itulah organda bersikukuh menolak kehadiran Trans Anggrek Cicrle Line. Dia meyakini kehadiran transportasi massal itu justru semakin memperparah krisis penumpang yang dialami angkutan lokal.

"Sejak awal diwacanakan dulu sampai sekarang kami tetap tidak setuju. Itu hanya akan semakin mengurangi pendapatan angkutan lokal. Harus ditolak. Kalau tidak, angkutan lokal yang gulung tikar bisa semakin banyak lagi,"tegasnya.

Organda juga masih belum sependapat dengan semangat integritas yang diwacanakan dinas perhubungan komunikasi dan informatika dalam menggulirkan Trans Anggrek.

"Model angkutan pengumpang (feeder, Red) itu sistemnya seperti apa masih belum jelas,"tukasnya.

Menurut dia, daripada menambah sarana transportasi umum baru, pemkot lebih baik memaksimalkan transportasi umum yang sudah ada. Salah satunya melalui perbaikan fasilitas dan sarana.

"Seharusnya Pemerintah Daerah meninjau kembali rencana tersebut. Pemkot juga melakukan survei agar tahu persis kondisi di lapangan sekarang ini seperti apa,"ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tangsel) pada awal 2015 akan meluncurkan kendaraan transportasi masal yang dinamai Trans Anggrek Circle Line. Rute Trans Anggrek Cicrle Line melalui Terminal Pondok Cabe ke Stasiun Rawa Buntu, Serpong.