DINAMIKA PEMBANGUNAN (Jurnal DBMSDA) Kota Tangsel
SETU - Geliat pembangunan wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus berlangsung secara berkelanjutan, menyesuaikan Rancangan Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RKPJMD).
Program pembangunan wilayah disusun secara konprehenshif di masing-masing Dinas dan Antar Dinas yang diselaraskan dengan kebutuhan rakyat, untuk sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam menyikapi persoalan bencana misalnya, tidak hanya leading sector yang bergerak untuk melakukan berbagai upaya pencegahan dini. Tetapi juga dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Kepala Dinas Bina Marga & Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangsel, Hj. Retno Prawati, dalam tulisannya di Jurnal Pembangunan DBMSDA menyampaikan pemikiran tentang Pengelolaan Banjir (Flood Management).
Menurutnya, air merupakan bagian dari sumber daya alam serta bagian dari ekosistim secara keseluruhan. "Kuantitas air pada suatu lokasi dan waktu tertentu ditentukan oleh berbagai hal, berbagai kepentingan, dan berbagai tujuan" terang Retno.
Sebagaimana juga telah kita maklum, bila jumlah air yang terlalu besar di suatu lokasi mempunyai kekuatan dahsyat dan destruktif yang menyebabkan banjir dan tanah longsor. "Sebaliknya, jumlah air yang terlalu kecil di suatu lokasi menimbulkan bencana kekeringan." ujarnya.
Karenanya menurut Retno, diperlukan pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) secara terpadu lintas sektoral dan lintas kepentingan, sejalan dengan amanat Undang-Undang (UU) nomor 7 Tahun 2004, bahwa pada prinsifnya air perlu dikelola agar dapat berdaya guna dan berhasil guna, sehingga bermanfaat untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dijelaskan Retno, terdapat empat (4) Pilar dalam pengelolaan SDA yang harus dilaksanakan secara terintegrasi, berlandaskan pola dan rencana pengelolaan SDA, yaitu : Konservasi SDA; Pendayagunaan SDA; Pengendalian Daya Rusak SDA; dan Pengembangan Sistem Informasi & kelembagaan SDA, dalam pengendalian daya rusak air di Kota Tangsel .(Zal)