Pasien BPJS Ditolak RS Bunda Delima, Relakan Bayi Dalam Kandungan Meninggal
detaktangsel.com SERPONG – Ety (30), pasien Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan harus merelakan bayinya yang akan dilahirkannya meninggal dunia. Lantaran, saat hendak melahirkan ditolak RS Bunda Delima BSD, Serpong.
Berdasarkan keterangan dari saudara Ety, Arif mengatakan, Ety yang tercatat warga Rt1/1, Rawa Mekar Jaya, Serpong ini hendak melahirkan di Puskesmas Rawa Buntu, Rabu (20/1). Namun, karena di Puskesmas setempat tidak tertangani. Kemudian, dirujuk ke RS Bunda Delima BSD. Dengan didampingi, petugas dari Puskesmas Ety dibawa ke RS Bunda Delima. Sesampainya, di RS tersebut tidak ditangani dan didiamkan begitu saja. "Sebelum dibawa ke RS Bunda Dalima, Ety dan calon bayinya diperiksa detak jantung. Hasilnya bagus," ungkapnya, Kamis (21/1).
Meski telah didiagnosa hasilnya bagus. Namun, tubuh Ety lemas karena kontraksi. "Melihat kondisi itu, Ety langsung dibawa ke RS Bunda Dalima," katanya.
Namun, sesampainya tiba di RS Bunda Dalima, Ety tidak langsung ditangani. Bahkan dibiarkan selama satu jam tanpa penanganan apapun. "Dengan alasan tidak ada dokter dan tidak menerima pasien BPJS, akhirnya Ety tidak tertangani," ucapnya.
Arif bercerita, petugas dari Puskesmas Rawa Buntu sempat berdebat dengan RS Bunda Dalima. Soalnya, selama satu jam pasien dibiarkan tanpa ada petolongan pertama. "Akhirnya suruh dirujuk ke RS lain. Tetapi belum sampai bayinya sudah meninggal duluan," ujarnya.
Salah seorang petugas Puskesmas Rawa Buntu yang enggan namanya ditulis menuturkan saat di RS Bunda Dalima kepala bayi sudah mau keluar. Namun, pihak RS tetap tak mau menangani. Akhirnya petugas puskesmas meminta rujukan ke RS Medika BSD. Namun, RS Bunda Delima tidak mau memberikan rujukan. Bahkan salah seorang suster RS Bunda Dalima menyuruh untuk pihak keluarga berbohong, "Kalau ke Medika, jangan bilang dari Bunda Delima ya," katanya meniru omongan perawat RS Bunda Dalima.
Akhirnya Ety yang didampingi petugas Puskesmas dibawa ke RS Medika. Namun sayanganya sampai RS Medika, bayi sudah dalam keadaan meninggal dunia. "Ety pingsan dan nangis setelah tahu bayinya meninggal," terangnya.
Sementara Kepala Dinas kesehatan Kota Tangsel Suharno mengaku, belum mengetahui kejadian itu. Untuk itu, pihaknya akan mengecek terlebih dahulu kronologis tersebut. "Nanti hasilnya saya akan sampaikan," ujarnya.
Kepala BPJS Kesehatan Kota Tangsel Risman mengaku permasalahan tersebut ada miss komunikasi antara RS Bunda Delima dengan pasien. RS Bunda Delima sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. "Kalau kronologisnya saya tidak paham. Soalnya tidak ada laporan tertulis," pungkasnya.
Sementara, saat Radar Banten mengkonfirmasi ke RS Bunda Delima tidak ada yang mau memberikan informasi bahkan terkesan ditutup-tutupi.