Kasi Pencegahan & Pemberdayaan Masyarakat BNNK Tangsel Sony Gunawan mengatakan, jumlah prevalensi penyalahguna narkotika yang tinggi mengakibatkan Indonesia menjadi negara sasaran peredaran gelap Narkoba. "Prevalensi penyalahgunaan narkotika usia populasi 10-59 tahun sudah mencapai 4 juta jiwa yang berarti sudah mencapai 2,18%," ungkapnya, Minggu (31/1).

Dikatakannya, penggunaan dan penyalahgunaan narkoba dapat ditemukan di berbagai organisasi dan profesi. Pemakai narkoba masih didominasi anak muda. Beberapa industri dan pekerjaan pun memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dalam penggunaan narkoba.

"Saat ini kita melihat banyaknya pemakaian narkoba ini khususnya di tempat hiburan karena kurangnya pengawasan dari security tempat hiburan dan banyaknya penggunaan di dalam tempat hiburan yang dicampur dalam minuman," ucapnya.

Ia mencotohkan, sebelumnya BNNK Kota Tangsel melakukan tes urine ke sejumlah sekolah. Hasilnya, puluhan remaja positif narkoba. "Tahun 2015, kita lakukan tes urine di sekolah-sekolah secara acak, hasilnya 46 remaja postifi narkoba. Meskipun rata-rata remaja tersebut bukan pengguna aktif," ujarnya.

Menurutnya, pengguna tersebut saat ini sedang menjalani konseling di BNNK. Tujuan konseling agartak lagi mengkonsusmi narkoba sehingga masa depan dapat diselamatkan. "Para remaja tersebut, sedang menjalani konseling. Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ada yang menjadi pengedar," ucapnya.

Lanjut Sonny, faktor para remaja terpengaruh narkoba, posisi Kota Tangsel yang berbatasan Jakarta, Depok dan Bogor. "Banyak narkoba di Tangsel ini masuk dari perbatasan Tangsel, melalui perantara. Makanya pihaknya akan terus mencegah dan mengobati para penyalaguna narkoba," terangnya.

Ketua Komunitas Perkumpulan Anak Pamulang (PAP) Dede Satria menuturkan sosialisasi bahaya narkoba yang digelar BNNK Kota Tangsel sangat berarti bagi naka muda. Ini untuk mengantisipasi pemakai narkoba dikalangan anak muda. "Kami berharap ke depannya penyalahgunaan narkoba akan lenyap, khususnya di Tangsel," pungkasnya.