Banyak dari masing-masing pendukung paslon tersebut menginginkan mendapatkan nomor urut 1. Pasalnya, banyak dari mereka mensakralkan nomor 1 adalah nomor pemenang.

Namun, berbeda dengan paslon Ikhsan Modjo-Alin. Baginya nomor satu bukan selalu disakralkan untuk arti kemenangan. Nomor 1 dapat diartikan kemenangan bila dirinya bersama pasangannya dapat menjalankan kewajibannya sebagai Walikota dan Wakil Walikota yakni melayani publik dengan sebaik-baiknya. Hal inilah yang dijadikan arti kemenangan baginya.

"Bukanlah sesuatu yang kami pikir menjadi hal yang kami sakralkan untuk kami rebutkan untuk nomor urut, tetapi nomor 1 bagi kami adalah mendahulukan kepentingan rakyat dibandingkan kepentingan keluarga, menjalankan amanat konstitusi negara ini," ungkap Ikhsan Modjo.

Lanjut, Ia juga mengatakan, nomor 1 adalah merasakan kondisi rakyat dengan kondisi Kota Tangsel. "Nomor 1 adalah rakyat dan kami adalah rakyat yang merasakan kondisi tidak ideal di Tangsel sehingga yang menyebabkan kami ingin maju menjadi Walikota dan Wakil Walikota Tangsel," lanjutnya.

Selain itu, Nomor 1 adalah menerima keluhan masyarakat. Karena dirinya juga merasakan sebagai rakyat yang pernah tidak diakomodir keluhannya oleh pemerintah. Sehingga apabila dirinya memimpin, tidak ingin masyarakat Tangsel merasakan seperti dia.

Dirinya juga menegaskan, nomor 1 adalah memberikan hak-hak masyarakat Kota Tangsel dan menjalankan kewajibannya sebagai pemimpin. Hal ini yang menurutnya arti makna nomor 1 dalam pencalonannya di Pilkada mendatang.