Lurah Pisangan Siap Bantu Sodikin Terbebas Dari Hutang Rumah Sakit
detaktangsel.com CIPUTAT TIMUR – Lurah Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur Idrus Asenih siap bantu Sodikin terbebas hutang rumah sakit. Hal ini disampaikan oleh Asenih di rumah Sodikin di Jalan H Muri Salim 2 Rt 03/11, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan – Banten, Minggu siang (18/5).
Sambil menjenguk anak Sodikin yang divonis tidak memiliki anus, Asenih yang datang bersama beberapa staf kelurahan, berjanji akan memberikan santunan padanya Rp 300 ribu perbulan. Menurut Asenih, santunan dari pihak kelurahan tersebut dengan tujuan meringankan beban Sodikin untuk melunasi hutangnya pada pihak RS Fatmawati sebesar Rp 32 jutaan.
"Terserah pak Sodikin, uang yang kami berikan itu untuk membayar hutang pada pihak rumah sakit atau untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Asenih.
Tidak sekedar memberikan santunan perbulan saja. Namun Asenih pun akan mengupayakan pengurusan BPJS bagi Sodikin dan anaknya. Ia juga akan menggalang dana pada para donator dan masyarakat agar membantu meringankan beban hidup Sodikin.
Sodikin sendiri, mengaku kaget sekaligus terharu akan kedatangan lurahnya itu saat menengok anaknya. Meski sebelumnya sempat dikecewakan akan pelayanan pengurusan Kartu Keluarga yang sangat lama, namun dirinya mulai lega setelah diberikan solusi tersebut.
Sodikin yang didampingi oleh istrinya saat menjamu lurah beserta staf, sempat menitikkan airmata akan momen tersebut. Pasalnya, sejak dirinya menanggung hutang pada pihak rumah sakit, seperti kehilangan gairah hidup. Keputusasaannya ketika harus menjalani cicilan puluhan juta itu sangat tidak sebanding dengan kondisi kehidupannya sebagai tukang becak yang hanya berpenghasilan pas-pasan.
"Kami sangat terharu dengan kedatangan Pak Lurah kerumah. Terlebih, Pak Lurah mau membantu saya untuk membayar hutang pada pihak rumah sakit," ungkap Sodikin.
Sebelumnya, Sodikin diberitakan memiliki anak bernama Muhammad Ghoni yang divonis tidak memiliki anus. Harapan Sodikin agar anaknya tersebut hidup selayaknya anak-anak biasanya, ia berinisiatif melakukan perobatan di rumah sakit. Namun karena tidak memiliki biaya yang cukup, Sodikin akhirnya harus menanggung biaya operasi hingga puluhan juta rupiah.