Buntut Dugaan Tindakan kekerasan Di Madrasah, Pihak Sekolah Dan Orang Tua Siswa Sepakat Berdamai
detaktangsel.com PONDOK AREN - Pasca aksi kekerasan yang dilakukan oleh salah seorang guru Madrasah Unwaanunnajah di jalan Komplek Pondok Pucung Indah II, berinisial Asw (41) yang diduga telah melakukan tindakan kekerasan terhadap Ridho Mudatsir (14) siswa kelas VIII-1, Senin kemarin, pihak sekolah akhirnya sepakat menempuh jalur kekeluargaan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Bertempat di salahsatu ruangan yang ada di sekolah tersebut, Asw, guru yang saat itu tengah memberikan mata pelajaran Aqidah diruang kelas yang berada di lantai satu ini mengakui jika dirinya telah melakukan tindakan kekerasan terhadap siswanya.
"Saya akui saya salah. Waktu itu saya khilaf, makanya dari pertemuan ini saya meminta maap kepada kedua orang tua siswa," ucapnya.
Bapak dengan dua anak ini mengatakan, kejadian tersebut selanjutnya bakal menjadi pelajaran bagi dirinya yang berprofesi sebagai seorang guru agar kedepannya lebih bijaksana dalam mendidik siswa.
ditempat yang sama, Hendra, orang tua siswa, menyambut baik niat guru Asw yang telah menyampaikan permintaan maap yang disampaikan guru tersebut. Namun, dia berharap agar kejadian tersebut kedepannya tidak terulang kembali kepada para siswa.
"Kita maapkan, namun kedepannya hal-hal seperti ini tidak perlu terulang kembali. Sebab, kejadian seperti ini akan mempengaruhi mental dan psikologi si anak," ungkapnya.
Diketahui, proses mediasi yang disaksikan beberapa awak media cetak maupun tv, juga disaksikan oleh beberapa orang stap dari kemenag Tangsel yakni stap seksi madrasah, Wawan dan ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pookjawas) H. Sukirman.
"Kita akan lakukan pembinaan lebih lanjut kepada guru Asw. Dalam waktu dekat kita akan suruh menghadap ke kantor Kemenag Tangsel," kata Sukirman.
Terkait sangsi, pihaknya akan melakukan rapat interen terlebih dahulu dengan beberapa stap di Kemenag Tangsel.
"Sangsi tentu ada, namun kita harus rapat interen dulu," ucapnya.
Sementara itu, kepala Yayasan Madrasah Unwaanunnajah, H. Ahmad Djusi mengaku prihatin atas adanya dugaan tindakan kekerasan yang terjadi di sekolahnya. Untuk itu, Ahmad mengaku akan melakukan pengawasan baik kepada siswa.
"Kejadian ini baru yang pertama kami alami, mudah-mudahan dengan adanya kejadian ini menjadi pelajaran berharga supaya kami lebih baik lagi dalam mendidik siswa," tandasnya.