Tangsel Terapkan Konsep Manajemen Air 'Zero Run Off'
detaktangsel.com PAMULANG - Konsep memanen air hujan dalam tata kelola air dalam pembangunan kawasan Pusat Pemerintahan Kota (Pusemkot) Tangerang Selatan, sama seperti memanen padi, buah-buahan, sayuran, perikanan, dan memanen hasil bumi lainnya. Bahkan, jika berlebih, hasil panennya bisa disimpan untuk cadangan seperti yang dilakukan oleh masyarakat di pedesaan. Hal itu dikatakan Sekretaris Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman Kota Tangerang Selatan, Mukkodas Syuhada, ST,MT.
Menurut Mukkodas, manajemen air perlu dilakukan agar tidak terbuang percuma, terlebih saat musim hujan di mana volume air meningkat. "Air hujan itu berkah, sehingga harus dipanen, digunakan kembali untuk keperluan aktivitas yang membutuhkan air, disimpan selama mungkin untuk cadangan pada saat terjadi musim kemarau," terangnya, Selasa (3/3/2015).
Soal manajemen air, Mukkodas punya konsep khusus, yakni Zero Run Off. Konsep itu mengatur agar air tidak begitu saja kembali ke laut, melainkan ditampung ke dalam bak penampungan air. "Prinsip memanen air hujan sangat sederhana. Air yang jatuh ke bangunan dan lingkungannya diterima oleh saluran lingkungan, kemudian dialirkan ke Sub Reservoir setelah melalui bak penyaringan," jelasnya.
Air yang sudah ditampung di Sub Reservoir ini, kata Mukkodas, bisa digunakan kembali untuk keperluan menyiram tanaman, mencuci, flushing kamar mandi atau dijadikan bahan baku air minum melalui proses Reverse Osmosis. "Jika airnya masih berlebih, bisa dikeluarkan melalui outletnya ke kolam retensi dan sumur resapan. Jika masih berlebih juga, baru dialirkan ke saluran induk atau kota," terangnya.
Konsep Zero Run Off dengan prinsip memanen air hujan itulah yang sedang diterapkan di Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (KP2KTS) yang merupakan pengembangan eks Kantor Kecamatan Ciputat di Pamulang Permai 2.
Dijelaskan Mukkodas, di depan area Balai Kota tersebut, yang mana lantai dasarnya dipergunakan sebagai Plaza Rakyat, akan dibangun Sub Reservoir untuk memanen air hujan. "Di bagian depan area Lapangan Upacara dan bagian belakang Gedung Parkir dibuat Kolam Retensi sebagai kolam penampungan jika Sub Reservoir sudah tidak bisa menampung air hujan," imbuhnya.
"Oleh karena itu, dengan prinsip memanen air hujan ini, kita bisa memberikan contoh yang benar untuk merubah pola pikir masyarakat tentang air hujan yang biasanya harus dialirkan secepatnya ke saluran kota menjadi selama mungkin ditahan di lingkungannya. Selain itu ikut memberikan solusi terhadap masalah banjir yang selalu datang dikala musim hujan," pungkas Mukkodas.