Pelatihan yang Tepat Sinergikan Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
Detaktangsel.com, Sumut - Dibutuhkan pelatihan yang tepat agar pencari kerja dan pihak penyedia pekerjaan mampu menyinergikan antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja yang skillful dan profesional. Hal ini disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution melalui sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA), Mansursyah, pada pembukaan Seminar Analisis Kebutuhan Pelatihan bagi Pencari Kerja di Kota Medan, Selasa (31/10) di Hotel Grand Antares.
“Link and match ini memudahkan penyerapan tenaga kerja sehingga akan mengurangi angka pengangguran terbuka di Kota Medan,” ungkapnya. Mansur memaparkan, pada tahun 2022 Pemko Medan berhasil menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara mencatat, Agustus tahun 2021 TPT di Kota Medan mencapai 10,81 persen dan Agustus 2022 mampu turun 1,92 persen menjadi 8,89 persen.
Penurunan TPT di Kota Medan dipengaruhi pemulihan ekonomi yang semakin membaik, kebijakan program pemerintah serta pandemi yang mulai melandai dan berkat kerjasama kolaborasi dari semua stakeholders. “Selain itu, penurunan TPT ini sebagai akibat tumbuhnya iklim investasi sejalan dengan penyerapan tenaga kerja dan munculnya wirausaha baru melalui program-program pengembangan UMKM di Kota Medan,” sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pemerintahan, Pengkajian Peraturan, dan Inovasi dan Teknologi BRIDA Medan, Linda Mora melaporkan, penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, mulai Maret hingga Oktober 2023. Tujuan penelitian ini, sebutnya, untuk memetakan spesifikasi/kompetensi yang dibutuhkan dunia industri dari pencari kerja, temasuk melihat gap kompetensi yang ada saat ini dan upaya meminimalisirnya.
Ia menambahkan, penelitian ini juga bertujuan menyusun jenis pelatihan apa saja yang direkomendasi untuk dilaksanakan di Medan guna mempersiapkan pencari kerja. “Penelitian ini juga merekomendasikan dan memberikan informasi peluang kerja yang tersedia kepada pencari kerja,” sebutnya.
Dalam seminar itu, tim peneliti yakni Dr. Emi Wakhyuni, Dr. Nurafrina Siregar, dan Dr. Syaiful Asmi Hasibuan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini menyimpulkankondisi atau level kompetensi para pencari kerja saat ini masih kurang, baik pada aspek skill, knowledge dan attitude. Karena itu harus dilakukan peningkatan kompetensi para pencari kerja agar dapat memenuhi kebutuhan dunia industri/perusahaan.
Penelitian ini merekomendasikan agar institusi pendidikan, lembaga pelatihan, instansi pemerintah terkait dan dunia Industrimemprioritaskan penyelenggaraan pelatihan, baik hard skill dan soft skill yang masuk kategori future skill, yakni Negotiation Skill, Critical Thinking, Emotional Intelligent, Problem Solving, Decision Making, Creativity, Leadership/People Management, Coordinating and Collaborating with Others, dan Service Excellent/Service Orientaion. Sedangkan untuk improvement hardskill, diharapkan institusi pendidikan dapat mengakomodirnya dan melakukan penguatan pada kurikulum yang dilaksanakan sesuai kejuruan/program studi yang ada. (Rls)