Menariknya, baru-baru ini Ooredoo selaku pemiliki mayoritas saham Indosat menyatakan bahwa perusahaan saat ini sedang mempertimbangkan untuk merubah nama Indosat dengan brand asli Ooredoo. Kebijakan ini sudah diimplementasikan oleh Ooredoo ke Qatar Telecom di tahun 2013 silam.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh CEO Ooredoo Dr. Nasser Marafih kepada media dalam sesi konferensi pers yang digelar baru-baru ini. Penggantian nama Indosat rencananya akan efektif di tahun 2015, dan kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk Indonesia tetapi juga sejumlah perusahaan komunikasi yang dimiliki oleh Ooredoo.

Keputusan perubahan nama diambil dengan tujuan untuk menekan pengeluaran perusahaan khususnya dalam memasarkan dan mempromosikan brand.

"Tentu penggantian nama Indonesia memiliki latar belakang dan alasan yang beragam, salah satunya adalah meminimalkan biaya kegiatan pemasaran dan promosi" Ungkap Nasser kepada media dalam jumpa pers di Yogyakarta baru-baru ini.

Meskipun sudah dipertimbangkan, namun saat ini diakui oleh Nasser bahwa penggantian nama Indosat belum diputuskan dan masih harus melewati beberapa langkah dan pendekatan.

Perusahaan juga harus melihat kesiapan manajemen dan respon pasar, dan mempersiapkan alternatif tindakan apabila nama baru mempengaruhi daya saing perusahan di pasar.

Terkait Indosat sendiri, Muncul pemberitaan adanya upaya pembelian kembali oleh pemerintahan Jokowi kendati belum ada langkah konkrit ke arah tersebut.