350 Ton Sampah Banjiri TPA Depok
detakdepok- CIPAYUNG, Sebanyak 350 ton sampah banjiri tempat pembuangan akhir (TPA) Depok setiap hari.
Sampah tersebut berasal dari 11 tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dari 11 kecamatan di Kota Depok.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detakdepok, Senin (24/2), sampah yang masuk ke TPA merupakan sampah yang tidak dapat ditampung TPS di tiap kecamatan. Sebelum masuk ke TPA, sampah melewati unit pengolahan sampah (UPS) untuk tahap seleksi daur ulang.
Di UPS ini sampah nantinya akan diolah menjadi kompos agar lebih mempunyai nilai ekonomis dan nilai guna. Sedangkan untuk TPA Cipayung, Kecamatan Pancoranmas, Depok, sendiri memiliki 2 unit UPS.
Sehingga sampah yang tidak dapat didaur ulang menggunung di TPA. Penanggung jawab TPA, Iyay Gumilar membenarkan adanya penumpukan sampah yang melebihi kapasistas.
"Saya akui terjadi penumpukan sampah. Karena TPA sendiri terkendala luas lahan. Selain itu, tidak terdapat teknologi pemusnahan sampah di sini," tuturnya.
Jika ada teknologi memusnahkan sampah, ia menambahkan, tidak menjadi limbah yang dapat merugikan masyarakat dan lingkungan.
"Saya pribadi berencana mau melakukan studi ke Bandung dan ke beberapa daerah untuk meninjau bagaimana pengolahan sampah yang lebih baik dan benar," tandasnya. "Untuk TPA ini sendiri bertahap terus berbenah diri."
Letak TPA yang dekat dengan pemukiman warga tentunya mengundang sikap pro dan kontra. Beberapa kali terjadi penolakan dari beberapa warga yang dekat dengan akses masuk TPA tersebut. Terkait dengan rencana perluasan TPA dan sebelas poin tuntutan warga, seperti fasilitas kesehatan dan infrastruktur akses masuk TPA.
Untuk fasilitas kesehatan, pihak TPA bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan beberapa Puskesmas setempat telah menyediakan klinik pemeriksaan kesehatan gratis setiap Rabu kepada warga.
Rencananya, pihak TPA akan menambahan fasilitas pemeriksaan gula darah gratis kepada warga.
"Rencananya kami akan menambahkan fasilitas cek gula darah gratis untuk warga sini", ujar Iyay Gumilar.
Yang menarik di sini, sebagian warga menjadikan sampah sebagai mata pencaharian. Beberapa warga membuat bank sampah mereka sendiri untuk mendaur ulang yang kemudian dijual.
Iyay Gumilar menyatakan, peran warga dengan membuat bank sampah mereka sendiri sangat membantu tugas TPA dan mengurangi penumpukan sampah yang ada. Tetapi pihak TPA tidak membenarkan warga dari luar untuk mengais sampah di TPA tersebut. Selain itu TPA juga hanya memperkerjakan warga sekitar TPA. (ham)