Pusat Edukasi Lingkungan Ada Di Tangsel
detaktangsel.com- CIPUTAT, Untuk melestarikan dan memberikan pendidikan lingkungan sejak dini. SMAN 9 Kota Tangsel bekerjasama dengan tetra Pak meluncurkan Pusat edukasi lingkungan yang diberinama "Green Stanzel".
Green Stanzel merupakan suatu sarana edukasi dan komunikasi untuk daur ulang dan bank sampah dengan tujuan menanamkan prilaku pedulu lingkungan kepada generasi muda.
Staf Asisten Departemen pengelolaan Sampah Deputi IV, Kementerian Lingkungan HidupUjang Solihin Sidik mengatakan program ini merupakan pilot projek untuk lingkungan di sekolah. Apalagi SMAN 9 merupakan Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup (SBLH) dan salahsatu peraih perlombaan adiwiyata nasional serta adiwiyata mandiri.
"Ini merupakan langkah nyata untuk peduli sampah dan lingkungan serta memberikan pendidikan sejak dini agar peduli lingkungan," ungkapnya, usai peresmian edukasi lingkuangan di SMAN 9 kota Tangsel, Ciputat, Senin (10/2).
Dikatakan program yang berlokasi di sekolah yang berada di kelurahan Serua, Ciputat ini patut dicontoh oleh sekolah lainnya. Sekolah inipun sukses mempertahankan adiwiyata empat tahun berturut-turut. Dengan adanya pusat edukasi lingkungan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah secara bijak, cerdas, efisien dan terprogram.
"Ini menjadi momentum awal gerakan peduli sampah menuju masyarakat berbudaya 3R untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Tangsel Rahmat Salam menuturkan pelestraian lingkungan di sekolah sebagai pendukung untuk meraih piala adipura.
"Tentunya kamipun melakukan pembinaan terhadap sekolah agar menjadi panutan sekolah maupun masyarakat di Kota Tangsel," terangnya.
Kata dia, sekolah salahatu penilaian untuk meraih piala adipura. Untuk itu, dukungan guru serta siswa di sekolah sangat penting. Tentunya dengan mengarahkan siswa utuk hidup sehat dengan suasana yang hijau.
"Makanya kita juga butuh dukungan semua pihak agar dapat meraih adipura bagi kota Tangsel," ujar mantan Sekretaris DPRD itu.
Kepala SMAN 9 Kota Tangsel Ahmad Nana Mahmur mengatakan di sekolah yang dipimpinnya selalu membiasakan memilah sampah saat dibuang, sehingga pengolahan sampahpun menjadi mudah.
"Kami juga menyediakan bank sampah. Sampah yang dihasilkan kemudian dikumpulkan serta dijual ke pengepul. Barang-barang yang bisa dimanfaatkan siswa untuk kreatifitas," katanya.
Hasil penjualan sampah, sambug Nana juga dimanfaatkan untuk membantu biaya sekolah siswa yang kurang mampu yang bersekolah ditempat tersebut.
"Bukan hanya kepedulian lingkungan saja. Dari sampah bisa membantu siswa yang kurang mampu," katanya.
Direktur Komunikasi Tetra Pak Indonesia Mignonne Maramis menjelaskan tempat edukasi lingkungan merupakan bentuk komitmen pihaknya untuk pendidikan lingkungan untuk daur ulang sampah bagi siswa-siswi.
"Kami juga menanamkan kesadaran bahwa sekolah berwawasan lingkungan sebagai upaya mengurangi dampak terhadap lingkungan," ujarnya. (riz)