Baru Sehari Pendestrian, Sudah Jadi Pasar Kaget
BOGOR--Nampaknya, pemerintah Kota Bogor belum bisa menerima program yang digulirkan Pemerintah Pusat yakni pedestrian. Pasalnya, baru kemarin (Minggu,red) pendestrian tahap dua diresmikan, namun sekarang sudah dipenuhi oleh pedagang kali lima (PKL) dan dijadikan parkiran motor.
Pantauan dilapangan, sejak pagi PKL sudah mendiami lokasi pendestrian tersebut, dan tak jarang lokasi tersebut dijadikan lokasi parkiran motor. Padahal sesuai fungsinya pedestrian ini dibuat untuk memanjakan pejalan kaki.
Kondisi ini mendapatkan protes keras dari para pejalan kaki dan penguna sepeda. Salah satunya, Bina Natali (29) yang merasa terganggu dengan kehadiran PKL berjualan di sekitar pendestrian. “Katanya diperuntukan untuk pejalan kaki, mana buktinya ? malah untuk tempat berdagang dan parkiran motor,” keluhnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Iwan Rahadi (32) pengguna sepeda yang kecewa dengan sikap Pemerintah Kota Bogor, dimana membiarkan para PKL dan parkir liar merajai pedestrian. “Mana ketegasan aparat, padahal disana ada Satpol PP, seharusnya melarang dan menertibkan mereka untuk tidak berjualan,” ungkapnya.
Kasatpol PP Kota Bogor, Agung Prihanto mengaku tidak mengetahui kondisi pedestrian setiap harinya. “Kalaupun saya tahu, akan langsung menegur ,” ucapnya. Namun, kata dia, selama ini sudah menempatkan petugas disana dengan tujuan mensterilkan lokasi tersebut dari pedagang.
“Jika tidak ada sikap dari petugas, saya akan ambil tindakan menegur bawahan dan memberikan sanksi,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, mulai besok, akan mengecek ke lokasi untuk melihat kondisinya seperti apa. Jika memang tidak ada tindakan kepada mereka dan tetap membandel, pihaknya akan mengusir paksa.
Sementara itu, Wakil Walikota terpilih, Usmar Hariman angkat bicara mengenai kondisi pedestrian saat ini. Menurutnya, pengawasan dan pendidikan dari Pemkot masih lemah, terlebih sumber daya manusianya yang kurang peka dengan kondisi yang terjadi. “Sudah jelas ada petugas, namun ada PKL dibiarkan saja,” imbuhnya.
Tidak dapat dipungkiri kata dia, kenyataan di lapangan aturan yang ditegakkan masih lemah. Dan memperlihatkan mental aparat di Kota Bogor masih lemah. “Untuk itu saya mengusulkan kepada pimpinan, agar mereka (petugas,red) yang tidak menjalankan perintah untuk diturunkan jabatan dan diberikan sanksi,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, memang keberadaan mereka selalu jadi masalah, namun perlu juga dipikirkan, bahwa mereka berada disana karena pemkot sendiri tidak menyediakan tempat bagi mereka untuk berjualan.
“Kedepan saya harapkan, Pemkot sendiri bisa menganggarkan untuk tempat relokasi mereka. Dan memang bukan hanya tugas petugas saja, namun kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan,” pungkasnya. (rul)