Sebuah gedung apartemen empat lantai runtuh menimpa hunian lainnya pada Minggu (23/7/2023) dini hari waktu setempat. Tragedi terburuk dalam sejarah ini menyebabkan 37 orang meninggal dan 21 orang luka-luka, 5 diantaranya kritis.

Pencarian korban selamat dari puing-puing bangunan runtuh tengah dilakukan. Tetangga yang mendengar jeritan dan panik mencoba menggali orang-orang dibawah reruntuhan. Tim layanan penyelamatan masih bekerja di tempat kejadian.

Gubernur Regional dan salah satu petugas pemadam kebakaran senior dalam wawancara AFP, memberikan peringatan jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

Menteri Pengembangan Perkotaan Kamerun, Celestine Ketcha-Courthes, yang menyambangi lokasi tragedi, menuturkan gedung tersebut "tidak memiliki izin perencanaan". Mengutip mediaindonesia.

AFP melaporkan, 10 orang dewasa dan 3 anak menerima perawatan darurat di dekat Rumah Sakit Laquintinie, staf disana mengatakan seorang gadis berusia tiga tahun yang telah dibawa telah meninggal dunia.

Sejauh ini belum diketahui pasti apa yang menyebabkan bangunan di lingkungan Ange Raphael di Douala itu runtuh. Namun, penduduk yang tinggal di wilayah itu mengatakan kepada wartawan bahwa bangunan itu terlihat dalam kondisi yang buruk.

Runtuhnya bangunan tidak jarang terjadi di Kamerun. Lima orang meninggal dalam keadaan serupa di Douala, pada 2016. Pihak berwenang saat itu menyalahkan pelanggaran peraturan bangunan dan kondisi perbaikan yang buruk. Pada Juni tahun tersebut, Pihak berwenang setempat telah mengidentifikasi 500 bangunan yang berisiko runtuh.