Konflik Berlanjut di Gaza, Tank Israel Kembali Serbu Wilayah Utara
detaktangsel.com INTERNASIONAL -- Pertempuran sengit terus berlanjut di Jalur Gaza antara pasukan Israel dan pejuang Hamas setelah tank-tank Israel menyerbu kembali wilayah utara yang sebelumnya ditinggalkan. Pergeseran ini terjadi setelah Israel mengumumkan pengurangan operasional di wilayah tersebut, memicu kembali ketegangan dan pertempuran paling intens sejak awal tahun.
Ledakan besar terlihat di utara Gaza, yang jarang terjadi selama dua minggu terakhir setelah Israel mengumumkan penarikan pasukan sebagai bagian dari transisi ke operasi yang lebih kecil dan tertarget. Deru tembakan bergema sepanjang malam, dengan pertahanan Iron Dome Israel menanggapi ancaman roket yang diluncurkan oleh militan Hamas, menunjukkan bahwa mereka masih mampu meluncurkan serangan meskipun perang telah berlangsung lebih dari 100 hari.
Penting untuk dicatat bahwa pertempuran ini telah menimbulkan dampak serius pada warga sipil. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa pemboman Israel selama 24 jam terakhir telah menewaskan 158 orang di wilayah kantong Palestina. Dengan jumlah korban jiwa yang kini mencapai 24.285 orang dan ribuan lainnya dikhawatirkan hilang di reruntuhan, krisis kemanusiaan semakin mendalam.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa serangan darat baru-baru ini di wilayah selatan akan segera berakhir, tetapi meredakan konflik sepertinya masih menjadi tantangan berat. Israel tidak berniat menghentikan operasinya hingga Hamas benar-benar dilenyapkan, dan para pejuang tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan kemampuan untuk melawan.
Menurut Israel Ziv, seorang pensiunan jenderal yang sebelumnya memimpin pasukan Israel di Gaza, sekitar 10-15% dari korps roket Hamas diyakini masih hidup, dengan sekitar 2.000 roket tersisa untuk ditembakkan. Israel meluncurkan perang ini setelah serangan militan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Di tengah konflik ini, upaya diplomatik juga sedang berlangsung. Utusan AS untuk Timur Tengah, Brett McGurk, telah melakukan diskusi intensif di Qatar mengenai kemungkinan kesepakatan untuk membebaskan lebih banyak sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza. Gedung Putih menyatakan harapannya agar mediasi AS dan Qatar dapat mencapai hasil positif segera.
Perang ini tidak hanya merugikan warga Gaza secara langsung, tetapi juga telah menimbulkan dampak regional. Serangan Houthi di Laut Merah, yang mengakibatkan penargetan kapal-kapal komersial terkait Israel, telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. AS dan Inggris telah merespons dengan mengebom sasaran Houthi di Yaman untuk melindungi perdagangan global.
Sementara itu, Qatar dan Prancis berupaya menjadi perantara kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk pengiriman obat-obatan dan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Di tengah tekanan internasional untuk mengurangi korban sipil, Israel mengumumkan transisi dari serangan darat skala penuh ke operasi yang lebih terfokus menargetkan militan Hamas.
Perang yang telah memasuki bulan keempat ini membutakan harapan perdamaian di kawasan yang terus mengalami penderitaan. Meskipun upaya diplomatik terus dilakukan, situasi di lapangan masih penuh dengan ketidakpastian dan ancaman serius terhadap perdamaian dan stabilitas regional.