Meningkatnya retribusi parkir on street tersebut, karena Dinas Perhubungan Tangsel terus melakukan terobosan dengan terus menghitung jumlah potensi parkir. Tidak mudah untuk mendapatkan retribusi sebesar saat ini, karena sebelumnya Dishub Tangsel pada tiga tahun yang lalu hanya mendapatkan retribusi dibawah Rp100 juta per tahun. Namun dengan banyaknya terobosan yang terus dilakukan, sampai saat ini Dishub berhasil melebihi target. Target tersebut berdasarkan hasil kajian bersama antara DPRD dan Dishub Kota Tangsel.

"Ada 146 titik lokasi parkir di Tangsel saat ini berdasarkan hasil kajian. Namun yang kami kelola baru 40 titik parkir " terang Kasi parkir pada Dishub Kota Tangsel Muhamad Saptaji pada Minggu, (17/9/2017).

Menurut Saptaji total secara keseluruhan titik parkir sebanyak 264 titik. Terdiri dari 118 parkir milik fasos dan fasum yang dikelola pihak ketiga dengan sistem sewa lahan. Dishub belum bisa memaksimalkan pengelolaannya disebabkan keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Jumlah sewa lahan parkir fasos dan fasum saat ini mencapai Rp 2 miliar per tahun. Total retribusi parkir dan sewa lahan parkir mencapai Rp4,2 miliar.

"Kami setiap hari melakukan monitoring ke 40 titik parkir. Kami yang menentukan jumlah besaran target. Karena kami juga punya hitung hitungan tersendiri, dengan rumusan luas lahan parkir, dengan volume kendaraan roda dua dan empat yang masuk," ucapnya.

Ditanya soal kendala, Saptaji mengatakan kendala dilapangan pasti ada. Namun pengelola lahan parkir selalu diberikan arahan dan sosialisasi, akhirnya mereka paham dengan sendiri terhadap target yang dibebankan Dishub.

"Meski kami target, mereka tidak mengeluh. Karena juru parkir yang setiap hari bertugas di lapangan tetap bekerja, dan dengan pihak tiga. Mereka bertanggung jawab dan tidak menghilangkan mata pencaharian juru parkir," tandasnya.