"Total update sampai dengan 2020, 100 ton 195 kilo gram. Nah itu CBP yang sampai dengan 2020," Kata Panji di kantornya, Jalan M.Toha, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Kamis (1/4/2021).

Sedangkan untuk 2021, Panji sebutkan bahwa pihaknya masih menunggu informasi dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Tangsel mengenai kerjasama dengan Bulog Cabang Tangerang Raya.

"2021 nanti, kami nunggu informasi apakah tim DKP (DKPPP Tangsel) mau bekerjasama lagi, belanja lagi ke kami. Kami siap kerja sama. Monggo, kami siap untuk sama-sama bersinergi dengan pemerintah," ungkapnya.

Disinggung soal besaran anggaran yang dikeluarkan Pemkot Tangsel untuk pembayaran pembelian beras yang mencapai 1,195 ton itu, Panji Lumadyantoro sebutkan bahwa Tangsel harus membayar sekitar Rp 1,70 miliar.

"Kurang lebih 1,70 miliar, itu dengan asumsi harga buku saat ini ya, sesuai keputusan menteri keuangan. Jadi tiap tahun itu ada audit harga buku yang sudah disetujui oleh kementrian keuangan. Begitupun sudah direview oleh badan auditor," terang Panji.

Begitupun dengan jenis beras yang dibeli Pemkot Tangsel, Panji bilang, jenis beras yang disediakan Bulog sesuai perjanjian dengan Pemkot Tangsel, yakni beras berjenis medium dan bukan premium.

"Kelasnya medium jadi bukan premium. Memang namanya cadangan pangan itu, berasnya beras medium. Berasnya tetap kita revolving, maksudnya kita perbaharui tapi standarnya masih standar medium," bebernya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Tangsel Nur Selamet mengungkapkan, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dimiliki Pemerintah Tangsel saat ini, mencapai 100 ton.

Beras 100 ton itu, kini disimpan di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Tangerang Raya yang berada di Kota Tangerang.

“Kita punya sekitar 100 ton, disimpan di Bulog Tangerang Raya,” kata Nur Selamet di konfirmasi detakbanten.com pada Rabu, (31/3/2021).