Kompetensi Guru Masih Rendah
detaktangsel.comSERPONG - Untuk meningkatkan implementasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Guru-guru diminta memperkuat kapasitas pemerintah di tingkat kabupaten/kota agar mampu merumuskan program peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang pendidikan yang tepat dan relevan.
Untuk mewujudkan dukungan tersebut, USAID PRIORITAS melaksanakan pelatihan Teacher Professional Development Analysis & Education Finance Analysis.
Perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dian Wahyuni Menuturkan saat ini kompetensi guru pendidikan dasar masih rendah. Nilai uji kompetensi guru pada 2013 rata-rata hanya mencapai 47,86 persen.
"Melihat kenyataan tersebut, pemerintah melalui Kemendikbud telah memprogramkan upaya pengembangan profesionalisme guru. Bila saat ini USAID PRIORITAS membantu dalam pendampingan kabupaten/kota, hal tersebut sangat membantu Kemendikbud," ungkapnya, akhir pekan lalu.
Dikatakan Kemendikbud saat ini menargetkan semua guru harus sudah profesional pada tahun 2015. Sekitar tiga juta guru di Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas.
"Namun, kenyataannya, walaupun banyak guru yang tersertifikasi, banyak pula yang profesionalitasnya belum meningkat. Karena itu, sangat penting guru diberi bimbingan dalam pengembangan profesionalisme secara berkelanjutan," terangnya.
Advisor Tata Kelola dan Pemerintahan USAID PRIORITAS Mark Heyward, mengatakan bahwa guru harus dilatih secara profesional agar menjadi tenaga profesional, dan agar kualitas guru terjamin maka meeka perlu mendapat penilaian kinerja dan pengembangan profesionalisme secara terus-menerus.
"Kualitas pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru," ucapnya.
Menurutnya agar PKB didesain secara utuh, maka diperlukan sejumlah analisis kebutuhan pelatihan (training need analysis). Pelatihan akan menjadi efisien dan efektif, jika sebelumnya dilakukan analisis biaya dan kebutuhan pelatihan (cost and benefit analysis). Setelah jenis dan manfaat pelatihan diketahui, maka dibutuhkan anggaran untuk melaksanakannya. Maka agar pelatihan dapat dibiayai maka harus dilakukan analisis keuangan pendidikan di kabupaten/kota.
"Itu semua dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru secara terus-menerus," ujar pria asal Australia itu.