Dalam aksi tersebut, SMT kembali mengulas kasus korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) dan pembangunan puskesmas yang berada di ruang lingkup Kota Tangerang Selatan yang saat ini juga belum secara tuntas dipidanakan oleh aparatur penegak hukum terhadap para pelaku dugaan korupsi, khususnya terhadap aktor intelektualnya.

Koordinator lapangan, Djigo menjelaskan, dalam momentum Pilkada mendatang diketahui Walikota Tangsel yakni Airin Rachmi Diany akan kembali mencalonkan pada kontestasi Pilkada 2015. Namun, dirinya menghimbau pada Airin dalam aksi itu untuk tidak kembali mencalonkan karena terkait kasus korupsi Alkes dan pembangunan puskemas memungkinkan masih ada keterlibatan tangan Airin dan diduga dirinya sebagai aktor intelektual kasus tindak korupsi Alkes dan pembangunan puskesmas.

"Kami telah memiliki data terkait tindak korupsi alkes dan pembangunan puskemas dan dalam waktu dekat ini kami akan menyerahkan ke Mahkamah Agung (MA). Kami pun menduga ada aktor intelektual yakni Walikota Tangsel dibalik ini. Maka, kami menuntut Airin tidak lagi ikut dalam Pilkada 2015." Ungkap Djigoh.

Tak hanya itu, aksi damai yang dilakukan SMT menuntut untuk menindak lanjuti terkait dugaan korupsi yang kerap kali terjadi di Tangsel, meminta kepada partai politik agar tidak mengusung para calon yang terindikasi korupsi, dan meminta KPUD Tangsel agar lebih cermat teliti dan cerdas dalam memverifikasi calon walikota Tangsel mendatang.

Sebelumnya, diwaktu yang sama aksi damai SMT yang terdiri dari beberapa lembaga yakni Karya Bangsa Anti Korupsi (KABAK), Centre Information of Study and Solution (CISS), Persatuan Pendekar Tangerang (PPT), Lembaga Independent Pemantau Pelaku Aparatur Daerah (LIPPAD), dan Komunitas Masyarakat Pemantau Kriminalitas (KOMPAK) digelar di Bundaran Alam Sutera, Serpong.