Tokoh Banten Bicara : Saatnya Banten menatap Masa Depan
detaktangsel.com- SERANG, Sejumlah tokoh di Provinsi Banten hadir dalam acara Silaturrahmi Tokoh-tokoh Banten dan membahas upaya menuju Banten yang lebih baik, bertempat di Hotel Le-Dian Kota Serang, Provinsi Banten, Minggu (2/2).
Acara yang digagas sejumlah penerbit media cetak lokal Banten bernama Jaringan Media Banten (JMB) mencoba mengajak seluruh elemen masyarakat Banten untuk dapat menyikapi secara arif dan bijaksana atas dinamika yang terjadi di Provinsi Banten saat ini.
Menurut JMB, seluruh elemen masyarakat dan para pemangku kepentingan, seperti masyarakat luas, pemerintah daerah, sesepuh dan pendiri Banten, ulama, elit partai, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan pemuda bisa duduk bersama membahas dan mengupayakan langkah-langkah nyata sebagai solusi kedepan menuju masa depan Banten yang lebih baik untuk kepentingan bersama.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Banten H.Rano Karno,, mantan Menteri Koperasi & UKM di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zarkasih Nur, salah pejuang berdirinya Banten sejak tahun 1950 Irsyad Djuwaili, anggota DPRD provinsi Banten, beberapa SKPD Provinsi Banten, serta tokoh masyarakat lainnya di provinsi Banten.
Sementara itu, mantan Ketua KPK Taufiqurrahman Ruki dan anggota DPR-RI TB Dedi Gumelang alias Miing Bagito yang sedianya menjadi salahsatu nara sumber batal hadir.
Sebagai penggagas, JMB yang terdiri atas Rizal Maulana Malik (Direktur Banten Pos), Hari Prastowo (Dirut Satelit News), Atho Al Rahman (GM Tangsel Pos), dan Pembina JMB, H Margiono yang juga Ketua Umum PWI Pusat, patut mendapat apresiasi. Karena namanya JMB, agenda ini sangat baik, meskipun cukup disayangkan bila yang dilibatkan dalam JMD hanya empat media saja. Padahal banyak media lain, baik media cetak, Televisi, Radio, media online yang sah dan juga sangat concern 'mengawal' setiap dinamika yang terjadi di Provinsi Banten.
H Zarkasih Nur dalam kesempatan sambutannya menyampaikan dengan mengutip sebuah hadist bahwa bila menghendaki panjang umur maka perbanyaklah silaturrahmi, dan terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan, tidak ada salahnya memperbanyak diskusi.
Zarkasih memandang perlunya united of command hingga ke garis bawah dan jangan timbul rasa apatis di kalangan masyarakat.
"Kita harus bangga bila Banten maju, karenanya diperlukan sense of bellonging di semua pihak," ungkap tokoh Banten asal Ciputat, Tangerang Selatan.
salah satu undangan dari Tangsel, Rasud Syakir berharap Forum ini dapat berlanjut terus dan forum diskusi diresmikan.
Rektor Untirta, Sholeh Hidayat menyampaikan 13 tahun lalu pendiri Banten berharap terbentukya Provinsi Banten untu peningkatan kesejahteraan rakyat Banten. Ia berharap Pemprov Banten tidak menjadi Kabupaten/Kota kesembilan.
Tapi coba kita lihat, di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang ? Nampaknya diperlukan ada keberpihakan pemprov Banten kepada dua wilayah tersebut.
Sejalan dengan Sholeh, Bupati Kabupaten Lebak terpilih, Iti Jayabaya berharap pemprov Banten dalam membagi (share) anggaran tidak disama-ratakan terhadap delapan (8) wilayah Kabupaten/Kota di Banten. "Harus ada keberpihakan ke Kabupaten Lebak dan Kabupaten lain yang tertinggal," tegas Iti.
Sementara itu, dalam menyikapi perjalanan berdirinya Provinsi Banten hingga kondisi yang terjadi saat ini, salahsatu tokoh pendiri Banten, Irsyad Djuwaili merasa sangat prihatin.
"Betapa sulitnya perjuangan berdirinya Provinsi Banten yang sudah dimulai sejak tahun 1950. Sudah banyak korban dalamm perjuangan dari kalangan ulama dan tokoh Banten sejak masa perjuangan itu. Tetapi setelah provinsi Banten terbentuk, bukannya meningkatkan harkat dan derajat serta kesejateraan rakyat Banten, tetapi hanya dimanfaatkan oleh keluarga dan jawara. Ini muaranya mismanagement," papar Irsyad.
Irsyad berharap benang merah berdirinya Banten harus kembali pada rule yang telah dicanangkan Syeck Maulana Hasanuddin yang mencanangkan Banten yang beriman dan beragama.