Di Banten, 294 Ribu Siswa Drop Out
detakserang.com- SERANG, Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Banten menyebutkan 294 ribu siswa usia 16-18 tahun atau usia SMA sederajat di Banten mengalami putus sekolah atau drop out atau putus sekolah. Untuk mengurangi siswa yang putus sekolah, Dinas Pendidikan Provinsi Banten menggagas sekolah terbuka mandiri.
Kepala Dindik Provinsi Banten Hudaya mengatakan, angka anak putus sekolah pada usia 16-18 tahun di Banten cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka anak putus sekolah tersebut, sebagai upaya meningkatkan aksesbilitas pendidikan di Banten, Dindik Banten menggagas konsep pendidikan SMA/SMK terbuka mandiri.
"Nantinya sekolah tersebut akan menampung para siswa yang mengalami putus sekolah," katanya, Selasa, (11/2).
Dalam konsep pembelajaran Sekolah Mandiri terbuka tersebut, ia mengatakan, nantinya layanan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik berbeda dengan pendidikan regular yang sudah ada. Karena para peserta didik yang putus sekolah ini akan diberikan pendidikan alternatif. Adapun konsep sekolah terbuka mandiri ini nantinya lebih mengedepankan kemandirian kepada peserta didik.
"Konsep pembelajaran yang akan diberikan 80 persen menggunakan sistem online dan 20 persen tatap muka. Selain itu, konsep pendidikan yang akan diberikan 60-70 persen lebih diutamakan tentang life skill dan 30- 40 persen persiapan ujian," tandasnya.
Hudaya menerangkan, para siswa yang drop out ini akan diberikan pendidikan gratis. Biaya operasional akan dibantu secara stimultan dari Dindik Banten setiap siswanya masing-masing sebesar Rp1,6 juta per tahun. Sekolah yang bisa menyelenggarakan konsep pendidikan ini adalah SMA, SMK, MA, dan Pondok Pesantren. Sedangkan pembelajaran sekolah ini tidak harus menggunakan membangun sekolah yang baru. Namun memanfaatkan gedung yang sudah ada.
"Para peserta didik yang putus sekolah akan dipanggil dipanggil oleh pihak sekolah untuk didata dan ditawarkan untuk mengikuti program tersebut. Program ini akan diberlakukan pada tahun ajaran baru," katanya.
Untuk tahap awal, tambahnya, Dindik Banten sudah mem-floating sebanyak 1.600 siswa, masing-masing kabupaten/kota dialokasikan sebanyak 200 siswa. Sedangkan untuk para tenaga pendidik yang bertugas di sekolah ini adalah para guru yang kekurangan jam belajar. Sehingga mereka bisa bertugas mengajar di sekolah tersebut.
"Sejauh ini sekolah yang sudah siap ada dua sekolah di Kabupaten Pandeglang salah satunya SMA yang ada di Panimbang," katanya.
Hudaya menambahkan, konsep sekolah ini juga tengah dibahas oleh Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kabarnya Kemendikbud melalui Dirjen Dikmen merespon program ini dan siap memberikan bantuan laptop dan modem bagi siswa. (gan)