Seperti soto khas Jawa Timur yang biasanya diberi bubuk koya. Di Betawi, soto umumnya dibuat menggunakan santan. Sedangkan orang Makassar yang menyebut dengan nama coto, biasanya membuat hidangan ini dengan banyak daging.

Soto Betawi ini banyak di gemari para penikmat kuliner, soto identik dengan makanan rakyat karena selalu menggunakan jeroan sebagai isinya. Kaitan erat soto dengan Tionghoa juga terlihat dari kata soto. Ada sejumlah versi asal kata soto, antara lain, chau tu dan cao du. ‘Cao’ berarti ‘rumput’ yang merujuk pada rempah-rempah hasil sumber daya nusantara dan ‘du’ berarti ‘babat’ atau ‘jeroan’ yang menyiratkan organ dalam tubuh hewan.