Pertama-tama, Meta Inc menyampaikan permintaan maaf atas insiden ini, menyatakan "Kami dengan tulus meminta maaf atas kejadian ini," demikian disampaikan kepada BBC.

Di mana akun yang mengidentifikasi diri sebagai Palestina, dengan kata "Palestinian" dalam bahasa Inggris, emoji bendera Palestina, dan kata "alhamdulillah" dalam bahasa Arab, diterjemahkan sebagai, "Praise be to God, Palestinian terrorists are fighting for their freedom."

Kemudian, setelah menerima banyak laporan terkait insiden ini, Instagram segera mengambil tindakan dengan memperbaiki bug yang menyebabkan terjemahan yang tidak pantas. Juru bicara Meta menyatakan, "Kami memperbaiki masalah yang sementara waktu menyebabkan terjemahan bahasa Arab yang tidak pantas dalam beberapa produk kami. Kami dengan tulus meminta maaf atas kejadian ini," kata juru bicara Meta.

Tindakan cepat ini diharapkan untuk mengembalikan kepercayaan pengguna terhadap platform tersebut.

Selain kontroversi terjemahan ini, beberapa pengguna juga mengaku akun mereka terkena "shadow banned" karena mendukung Palestina. Ini menggarisbawahi pentingnya kebebasan berekspresi di platform sosial media dan mendorong perusahaan seperti Meta untuk terus memantau kebijakan mereka guna mencegah situasi serupa terulang di masa depan.

Kejadian ini memunculkan pertanyaan tentang pengawasan dan peninjauan lebih lanjut dalam penggunaan algoritma terjemahan dalam aplikasi sosial media. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan teknologi harus bertanggung jawab dalam memastikan bahwa algoritma mereka tidak memberikan terjemahan yang menyinggung atau merendahkan dalam konteks apa pun.