Apa yang membuat negara-negara ini begitu antusias untuk menjelajahi Bulan? Menurut Direktur Eksekutif Pusat Hukum Udara dan Luar Angkasa di Universitas Mississippi, Michelle Hanlon, Bulan adalah tempat pembuktian yang kaya akan pelajaran berharga.

"Umat manusia perlu pergi ke Bulan untuk belajar bagaimana hidup di luar angkasa, untuk belajar bagaimana memanfaatkan sumber daya luar angkasa. Dan ini benar-benar merupakan batu loncatan menuju kekayaan yang melimpah di alam semesta," katanya.

Salah satu kekayaan yang menjadi incaran adalah logam tanah jarang dan isotop helium-3. Meskipun langka di Bumi, helium-3 melimpah di Bulan dan teoretis dapat digunakan untuk menggerakkan reaktor fusi nuklir, menyediakan sumber energi yang potensial untuk berabad-abad.

Hanlon menyatakan, "Kami belum menemukan cara untuk melakukannya. Ada banyak teori tentang hal itu. Namun, setelah kita mengetahuinya, helium-3 di Bulan dapat memberi energi pada Bumi, selama berabad-abad."

Selain itu, sumber daya air di Bulan juga menjadi fokus utama. Air, yang penting untuk kelangsungan hidup manusia, juga dapat diubah menjadi bahan bakar roket. Ini berarti bahwa Bulan suatu hari nanti dapat menjadi stasiun pengisian bahan bakar roket dan batu loncatan untuk eksplorasi ruang angkasa yang lebih dalam.

Dean Cheng, seorang penasihat senior program Tiongkok di Institut Perdamaian Amerika Serikat, menjelaskan bahwa mencapai kehadiran yang signifikan di Bulan bukan hanya tentang membuat pernyataan geopolitik, tetapi juga tentang mengejar sumber daya yang berpotensi bermanfaat bagi Bumi dan eksplorasi luar angkasa di masa depan.

Eksplorasi Bulan menjadi bagian integral dari visi manusia untuk menguasai luar angkasa dan memanfaatkan kekayaan alam yang mungkin membuka era baru dalam eksplorasi manusia di alam semesta.