Hari Pertama PPDB Jalur Online, Kacau !
detaktangsel.com TANGSEL - Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2015/2016 Kota Tangerang Selatan pada jenjang pendidikan SD Negeri, SMP Negeri, dan SMA Negeri/SMK Negeri untuk jalur online resmi digelar hari ini, Senin (29/6/2015) hingga 2 Juni mendatang, namun kondisinya berantakan.
Kekacauan sistem di Jalur Online yang dikelola Puspendik melalui Pustekom diketahui bermasalah, sesaat setelah panitia pelaksana penerimaan membuat tanda daftar peserta PPDB, yang didalamnya tercantum nilai Ujian Nasional (UN) dan Nilan Sekolah (NS). Namun, hasilnya justru yang muncul (tercetak) adalah campuran UN, UAS, dan NS dengan nilai yang sama.
Dari pantauan di beberapa sekolah, khususnya di SMA Negeri 2, SMAN 6, SMPN 4 dan SMPN 17, sejak pagi terlihat antrian ratusan calon peserta didik baru didampingi para orangtua/wali siswa mendaftarkan diri ke sekolah-sekolah yang dituju dengan tiga (3) pilihan prioritas. Namun, karena sistem online trouble, maka pola penerimaan pun tidak bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya.
"Kesalahan sistem terjadi dalam pengisian nilai secara online. Angka yang muncul di lembar pendaftaran justru unik, yang tercantum bukan hanya UN dan NS, tetapi juga UAS. Bahkan, nilainya pun sama antara ketiganya," ungkap Marta, salah seorang panitia pendaftaran di SMAN 2 Muncul.
Ungkapan yang sama juga dikemukakan panitia PPDB di SMAN 6 Pamulang. Menurut salah satu panitia pelaksana PPBD Nurdin, pihaknya tidak bisa memroses berkas yang sudah masuk dari sekolah-sekolah yang melaksanakan pendaftaran kolektif, maupun perseorangan pada hari ini.
"Untuk pendaftaran kolektif masih menumpuk lebih dari 200 berkas yang tidak/belum bisa di proses, ditambah lagi pendaftar perseorangan yang sudah masuk sebanyak 90 berkas," ungkap Nurdin setengah bertanya, kapan ia dan tim bisa melanjutkan pekerjaannya.
Mengantisipasi menumpuknya berkas yang tidak bisa di proses, panitia PPDB SMAN 2 di lantai 2 ruang L.PAI hanya membatasi pendaftar hingga 100 calon peserta didik. Sedangkan, di SMAN 6 hanya sebatas pemeriksaan berkas dan data saja.
"Dengan kondisi seperti ini, kami tidak bisa membuat tanda terima pendaftaran secara online, karena datanya tidak valid," imbuh Nurdin.